Warga Muslim dan Kristiani di Papua Barat Berbaur Saksikan Prosesi Jalan Salib Sambut Hari Paskah
Usai Pendeta penyampaian refleksi, rombongan pemuda Muslim di bawah pimpinan Syahril Patipi memasuki panggung untuk melakukan aksi menabuh hadrat
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Papua Barat Aldi Bimantara
TRIBUNNEWS.COM, FAKFAK- Toleransi umat beragama begitu kental di Kabupaten Fakfak, Papua Barat saat terlihat prosesi Jalan Salib menyambut hari Paskah 2024 yang diikuti seluruh denominasi gereja di Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat.
Tidak hanya warga Kristiani, tetapi juga warga Muslim yang antusias menyaksikan prosesi iring-iringan teatrikal Yesus menyusuri jalan sengsara.
Warga Muslim dan Kristiani berbaur satu sama lainnya menunggu di pinggir jalan menyaksikan langsung meskipun hujan deras sempat mengguyur, namun tak menyurutkan antusias mereka bersatu dalam keberagaman.
Warga memperhatikan betul bagaimana prosesi teatrikal Yesus diarak menyusuri jalan, disiksa pasukan Romawi hingga akhirnya disalibkan di depan Rumah Negara 1 Fakfak yang berhadapan dengan panggung terbuka.
Setelah itu, umat Kristiani mengikuti penyampaian refleksi dari kisah penyaliban Yesus yang dibawakan Pendeta B Alewir.
Baca juga: Kumpulan Ucapan Hari Paskah atau Happy Ester 2024, Lengkap dengan Sejarahnya
"Inilah Yesus orang Nazareth Anak Allah yang tampil menebus dosa kita umat manusia," ujarnya di hadapan kerumunan orang.
Pendeta B Alewir mengatakan melalui pengorbanan Yesus di kayu salib, manusia percaya disucikan atau dilahirkan dan mendapatkan kesempatan berdoa untuk hidup baru di jalan Tuhan.
"Untuk itu, hiduplah dengan memuliakan Tuhan melalui tutur kata dan perbuatan, lihatlah Yesus yang walaupun telah disalibkan, namun masih memohon ampunan bagi orang-orang yang menyalibkannya," jelas Pendeta B Alewir.
Usai penyampaian refleksi, rombongan pemuda Muslim di bawah pimpinan Syahril Patipi memasuki panggung untuk melakukan aksi menabuh hadrat.
Sontak aksi mereka tersebut mendapatkan perhatian tersendiri warga yang menyaksikan kala itu.
Hadrat merupakan prosesi menabuh rebana yang dilakukan oleh sekelompok pemuda secara bersama-sama dan diiringi lantunan nyanyian sebagai bentuk ungkapan syukur.
Kesenian ini sering dimainkan pada acara pernikahan atau sunatan, termasuk hajatan pemerintah dan penyambutan tamu.
Hadrat merupakan adopsi dari keluarga muslim Maluku dalam akulturasi budaya sejak lama di Kabupaten Fakfak Papua Barat.