Mudik Lebaran Ala Mbok Yem, Penasaran? 4 Jam Ditandu dari Gunung Lawu Via Cemorosewu, Bawa Bekal
Mbok Yem (80) mudik, turun dari Gunung Lawu ke Magetan via Cemorosewu dengan cara ditandu selama 4 jam, tak lupa bawa bekal untuk diperjalanan.
Penulis: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, MAGETAN - Mbok Yem alias Wakiyem akhirnya pulang kampung untuk merayakan Lebaran bersama cucu, anak dan sanak saudaranya.
Jika pemudik lain harus menempuh jarak belasan, puluhan atau ratusan kilometer untuk mudik, Mbok Yem punya cara sendiri.
Mbok Yem, pemilik warung legendaris di puncak Gunung Lawu mudik dengan cara ditandu, penasaran ?
Berusia 80 Tahun, Mbok Yem Mudik Ditandu dari Gunung Lawu Via Cemorosewu
Beberapa pria menandu Mbok Yem alias Wakiyem secara bergantian.
Seperti lebaran tahun lalu, Mbok Yem mudik turun gunung dari warungnya, Hargo Dalem Gunung Lawu via Cemorosewu, Sabtu (6/4/2024).
Mbok Yem yang duduk di kursi, hanya membawa sedikit bekal makan minum untuk perjalanan.
Setibanya di pos pendakian sudah ada keluarga telah menunggu Mbok Yem, pulang ke Dusun Bedagung Desa Gonggang Kecamatan Poncol.
Perempuan usia 80 tahun tersebut, menempuh perjalanan dari ketinggian 3170 mdpl Gunung Lawu.
Dirinya mengaku berangkat pada pukul 07.00 WIB, serta tiba di pos sekitar jam 11.00 WIB, atau memakan waktu 4 jam.
“Saya pulang selama setengah bulan, lebaran bersama 4 anak, dan cucu. Ditandu karena sudah tua, tidak kuat, kalau harus berjalan,” ujar Mbok Yem, Minggu (7/4/2024).
Dirinya menambahkan, setahun sekali pulang dan berkumpul bersama keluarga jelang malam 27 Ia mengaku akan kembali ke warungnya setelah Lebaran, jika kondisinya fit.
“Sudah tiga lebaran ini turun gunung dengan cara ditandu. Pulang dijemput naik mobil sama anak.Sebelum bertemu keluarga, mampir dulu ke Pasar Plaosan,” pungkasnya.
Maryono dan Jarwo, dua orang yang mengusung tandu Mbok Yem, menuturkan, selama perjalanan sempat beristirahat empat kali.
“Medan yang terjal dan berbahaya harus berhati-hati. Mbok Yem sudah 5 tahun ini hanya pulang setahun sekali karena usianya sudah lansia,” tutur Maryono.
“Sebelumnya memang sering turun gunung, setahun bisa tiga kali lebih. Tapi, karena Mbok Yem sudah sepuh sekarang tinggal setahun sekali saja pas waktu mau lebaran,” tutupnya.
Baca juga: Terungkap Kenapa Warung Mbok Yem Selamat dari Kebakaran di Puncak Gunung Lawu
Sementara itu, kehadiran Mbok Yem menarik perhatian seorang Wisatawan yang sedang camping di area Pos Pintu masuk Cemorosewu, Muhlas.
Pemudik dari Purwakarta ini terlihat gembira saat mengetahui Mbok Yem turun gunung. Ia bersama keluarganya bersalaman dan berfoto dengan Mbok Yem.
“Tahu Mbok Yem dari pemberitaan di media hingga medsos teman saya. Baru pertama kali ketemu Mbok Yem secara langsung, rasanya sangat senang,” ungkapnya.
Muhlas yang hendak mudik ke Ngawi sengaja mampir mendirikan kemah di area pos pintu masuk pendakian tersebut.
“Senang sekali kami sekeluarga akhirnya bisa ketemu Mbok Yem. Momen yang langka, mudah mudahan Mbok Yem sehat selalu,” tandasnya.
Saat Gunung Lawu Terbakar, Mbok Yem Tak Mau Turun
Pemilik warung legendaris di Gunung Lawu, Mbok Yem menolak dievakuasi meski kebakaran melanda sekitar lokasinya berjualan.
Mbok Yem bertahan di Gunung Lawu bersama tiga anggota keluarganya.
Kendati tak mau turun, kondisi Mbok Yem dipastikan sehat dan aman.
Hal itu disampaikan oleh Kapolres Magetan, AKBP Muhammad Ridwan, mengutip Kompas.com.
"Kami berama relawan Anak Gunung Lawu sudah ke sana dan Mbok Yem dalam keadaan baik-baik saja," katanya, Selasa (3/10/2023).
Selain itu, warung milik Mbok Yem juga dalam kondisi aman, meski sejumlah warung lainnya terbakar.
"Betul warung yang lainnya terbakar tetapi warung Mbok Yem aman tidak terbakar," terangnya.
Karena Mbok Yem menolak dievakuasi, personel relawan pun mendampingi Mbok Yem.
Sejumlah logistik juga telah disiapkan untuk Mbok Yem sekeluarga beserta relawan yang mendampingi.
"Secara bekal makanan masih aman, ada relawan yang mendampingi."
"Namun, jika situasi tidak memungkinkan, kami siap melakukan evakuasi," ungkap Ridwan.
Alasan Mbok Yem Tak Mau Turun
Cucu Mbok Yem, Syaifudin mengungkapkan alasan mengapa neneknya tak mau turun dari Gunung Lawu.
Menurut Syaifudin, Mbok Yem tak mau turun karena merasa kasihan dengan hewan peliharaan di warungnya.
Sebelum menolak turun, anak dan cucu Mbok Yem telah menyiapkan mobil dan peralatan tandu.
"Kemarin sudah kita siapkan jemputan, tetapi Mbok Yem tidak mau turun."
"Karena kasihan sama si Temon dan kucing, serta sejumlah hewan peliharaannya.
Jadi dia memilih tetap tinggal di puncak." bebernya, dilansir Kompas.com.
Mbok Yem diketahui membuka warungnya di ketinggian 3.150 mdpl atau selisih 115 mdpl dari puncak Gunung Lawu.
Warung Lainnya Terbakar
Kebakaran Gunung Lawu itu turut menghanguskan warung-warung yang berdiri di Kawasan Hargo Dalem.
Kendati demikian, api tidak sampai merembet ke warung Mbok Yem, seperti diwartakan TribunSolo.com.
Hal itu disampaikan oleh Edi (41), pemilik warung Mbah Mo, Cemoro Kandang, Desa Gondosuli, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar.
"Kemarin saya naik pukul 08.00 WIB dan sampai sana pukul 13.00 WIB."
"Dan mengecek kondisi di sana termasuk Mbok Yem bersama keluarga," ujarnya, Selasa (3/10/2023).
Baca juga: Warungnya di Puncak Gunung Lawu Tak Terbakar, Ini Sosok Mbok Yem yang Pernah Ditandu Turun Gunung
Meski kondisi warung dan Mbok Yem aman, namun warung lainnya terdampak kebakaran.
"Ada yang terbakar habis, ada yang sebagian, setahu saya yang terbakar habis punya Agus, Sarwono, dan sebagian milik Giyar," ungkapnya.
Gunung Lawu Terbakar
Gunung Lawu yang berada di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Kabupaten Ngawi, dan Magetan, Jawa Timur terbakar pada Jumat (29/9/2023).
Hingga Senin (2/10/2023), upaya pemadaman api terus dilakukan oleh pihak terkait.
Sementara itu, total lahan yang terdampak kebakaran mencapai 1.100 hektare.
"Kebakaran di Gunung Lawu sampai hari ini meluas hingga 1.100 hektare," kata Kepala Pelaksana BPBD Jawa Timur, Gatot Subroto.
Kobaran api terus meluas karena angin bertiup kencang.
Kondisi medan yang curam juga mempersulit personel gabungan untuk menjangkau titik api. (tribun network/thf/Tribunnews.com/Surya)