Ini Sosok dan Pendidikan Khatib yang Khotbahnya Singgung Pemilu Curang hingga Bikin Jemaah Pergi
Berdasarkan informasi yang diperoleh, pengkhotbah itu adalah seorang akademisi bernama Untung Cahyono
Penulis: Eko Sutriyanto
Ahmad mengungkapkan, jika Kemenag Bantul beberapa hari sebelum lebaran telah membuat dan mengedarkan panduan penyelenggaraan Salat Idulfitri 1445 H sebagai tindak lanjut SE Menag Nomor 1/2024.
Terdapat lima poin dalam surat edaran tersebut. Poin kelima mengatur materi khotbah harus menjunjung tinggi ukhuwah islamiyah, mengutamakan nilai-nilai toleransi, persatuan dan kesatuan bangsa, serta nihil muatan politik praktis.
Hal itu sesuai SE Menag Nomor 9/2023 tentang Pedoman Ceramah Keagamaan.
"Memang isi khutbah tersebut tidak mengindahkan imbauan materi khutbah Idul Fitri seperti yang tertuang dalan SE Menag No 1 Tahun 2024," kata Ahmad saat dihubungi wartawan melalui telepon Jumat (12/4/2024).
Kemenag mengimbau supaya masyarakat mencermati panduan pemerintah sehingga kejadian serupa tidak terulang di lain waktu dan tempat.
Panitia Minta Maaf
Panitia Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) Tamanan mengaku pihaknya yang mengundang akademisi bernama Untung Cahyono.
Ketua PHBI Tamanan, Sujendro Nugroho mengatakan, tidak mengira situasinya akan seperti ini karena menganggap semua khotib paham dengan aturan dan batasan materi ceramah saat Idulfitri.
"Sejak tahun 1987 saya menjadi ketua PHBI tidak pernah minta materi, saya anggap sudah tahu semua (aturan-aturan), dulu tidak ada masalah apa-apa, baru kali ini," ujarnya Jumat (12/4/2024).
Terlebih khotib yang bersangkutan juga pernah dimintai oleh panitia PHBI untuk mengisi ceramah salat id dan kala itu materi ceramahnya hanya membahas soal puasa sehingga merasa khotib akan khotbah dengan aturan yang berlaku,
Ia pun tak mengkonfirmasi terkait materi yang akan disampaikan oleh khotib apalagi pihaknya disibukan dengan kegiatan takbiran dan festival lomba menyambut lebaran.
Terkait dengan keadaan di lapangan, Sujendro menyebut kala itu tidak semua jamaah pergi meninggalkan lokasi namun hanya sekitar 25 persen jamaah yang pulang lebih dahulu setelah mendengar ceramah itu.
"Jamaah sekitar 2.000-an, enggak pergi semua, hanya sebagian saja," imbuhnya.
Sujendro menyebut telah menghubungi yang bersangkutan dan memberikan imbauan agar tidak menyampaikan materi bermuatan politik.
"Saya bilang, lain kali tidak usah menyinggung masalah politik, nanti kasihan jamaahnya," terangnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul VIRAL Video Khotbah Idulfitri 1445 H Bernuansa Politik di Tamanan Bantul, Panitia Minta Maaf