Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Misteri Penyebab Kematian Serlina, Wanita yang Ditemukan Tewas di Parit di Sukoharjo

Meski empat hari telah berlalu dari korban ditemukan, namun pihak kepolisian belum membeberkan penyebab kematian Serlina.

Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Suci BangunDS
zoom-in Misteri Penyebab Kematian Serlina, Wanita yang Ditemukan Tewas di Parit di Sukoharjo
Istimewa/TribunSolo.com
Temuan mayat perempuan dalam keadaan membusuk di sebuah parit di Desa Jatisobo, Kecamatan Polokarto, Sukoharjo, Minggu (14/4/2024) 

Saat tiba di lokasi, Purnomo juga mengaku bahwa jasad perempuan yang ditemukannya itu adalah keponakannya.

Keyakinan tersebut, didasarkan pada pakaian yang terakhir kali dipakai korban, yakni seragam kerja.

"Saya lihat ke lokasi kejadian dan melihat pakaian yang dikenakan sama seperti pakaian kerja keponakannya saya," kata dia.

Ia berharap, pihak kepolisian bisa segera menangkap pelaku pembunuhan.

"Saya yakin, keponakan saya merupakan korban pembunuhan,"

"Kami berharap polisi segera menangkap pelaku," pungkasnya.

Kecurigaan sang Ayah

Keluarga korban pun meyakini bahwa korban tewas dibunuh.

Berita Rekomendasi

Keyakinan tersebut, berdasarkan balasan SMS korban yang berbeda dari biasanya.

Ayah korban, Sarno menuturkan, ia menaruh kecurigaan setelah ia mendapatkan pesan dari korban.

Baca juga: 2 Kejanggalan Pembunuhan Wanita di Sukoharjo: Leher Terikat Sabuk Bela Diri, Pesan WA Mencurigakan

"Saya mulai curiga saat saya mencoba SMS korban namun jawabnya tidak seperti biasannya," kata Sarno, Selasa (16/4/2024).

Mengutip TribunSolo.com, kercurigaan Sarno bermula ketika ia mengirim pesan ke nomor korban dengan kalimat "nduk neng ngendi (nak di mana?)".

Sarno pun langsung curiga setelah anaknya membalas "Niki Ten Arep Mantuk Pak" (Ini mau pulang pak).

Temuan mayat perempuan dalam keadaan membusuk di sebuah parit di Desa Jatisobo, Kecamatan Polokarto, Sukoharjo, Minggu (14/4/2024)
Temuan mayat perempuan dalam keadaan membusuk di sebuah parit di Desa Jatisobo, Kecamatan Polokarto, Sukoharjo, Minggu (14/4/2024) (Istimewa/TribunSolo.com)

Sarno curiga karena putrinya menggunakan kata "mulih" (pulang dalam bahasa Jawa kasar) alih-alih "mantuk".

"Anak saya biasannya kalau balas enggak pakai boso (Jawa Halus), biasanya ngoko," kata dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas