Berjoget di Rel, ODGJ di Jember Mengerang Kesakitan usai Disambar Kereta Api, Korban Tewas di Lokasi
Seorang pria yang mengalami gangguan jiwa di Jember ditemukan mengerang kesakitan setelah tersambar kereta api yang melintas, Selasa (30/4/2024).
Penulis: Isti Prasetya
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Seorang pria yang mengalami gangguan jiwa di Jember ditemukan mengerang kesakitan setelah tersambar kereta api yang melintas, Selasa (30/4/2024).
Peristiwa itu sontak membuat heboh warga Desa Tanggulwatan, Kecamatan Tanggul, Jember, lantaran menyaksikan ODGJ tersebut sekarat di samping rel.
Saat ditemukan warga, pria tanpa identitas itu merintih kesakitan dengan luka di bagian kepala dengan posisi tengkurap di samping rel sekitar Stasiun Tanggul - Bangsalsari Jember sekira pukul 13.00 WIB.
Menurut keterangan saksi di lokasi kejadian, saat itu korban berdiri di atas rel kereta api sambil berjoget.
Tak lama kemudian, kereta api yang melintas dari arah barat membunyikan klakson panjang untuk memberi peringatan.
Namun, saksi hanya melihat topi korban terbang saat kereta melintas.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kapolsek Tanggul AKP Miftahul Huda melalui keterangan tertulis.
"Tidak lama kemudian terdengar bunyi panjang klakson Kereta Api dari arah barat, kemudian saksi melihat topi camping yang dipakai oleh korban melayang," ujarnya, dikutip dari TribunJember.com.
Lanjut Huda, warga yang berada di lokasi segera mendekati area perlintasan rel untuk memastikan keadaan korban.
Namun, korban sudah ditemukan dalam keadaan sekarat.
"Melihat korban dalam keadaan telungkup di sebelah selatan Rel Kereta Api dengan kondisi kepala keluar darah," kata Huda.
Baca juga: Kronologi Penumpang KRL Terjebak di Kolong Peron Stasiun UI Depok, Videonya Viral
Warga pun lantas membawa korban ke Puskesmas Tanggul Jember untuk segera mendapatkan perawatan medis.
"Untuk mendapat pertolongan medis. Namun sesampainya di Puskesmas Tanggul Korban telah meninggal dunia," ucapnya.
Masinis sempat hentikan kereta
Terpisah, Manager Hukum dan Humas Daop 9 Jember, Cahyo Widiantoro membenarkan peristiwa tersebut.