Pesan Terakhir Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior, Ingin Angkat Derajat Keluarga di Bali
Kasus penganiayaan terjadi di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP), Jakarta dan mengakibatkan seorang taruna asal Bali tewas.
Editor: Abdul Muhaimin
TRIBUNNEWS.COM - Putu Satria Ananta Rustika (19), taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP), Jakarta tewas dianiaya seniornya pada Jumat (4/5/2024) pagi.
Taruna tingkat satu asal Klungkung, Bali tersebut dianggap melanggar peraturan dan dipukul seniornya di dalam toilet.
Polisi telah menetapkan empat tersangka dalam kasus ini dengan tersangka utama bernama Tegar Rafi Sanjaya (21).
Kabar meninggalnya Putu, membuat keluarganya di Bali kaget.
Ibu korban, Ni Nengah Rusmini terlihat meneteskan air mata saat memandangi foto masa kecil sang putra yang masih terpajang di tembok.
"Ini foto Rio (panggilan akrab Putu Satria), saat usia 4 tahun. Tangannya saat itu patah. Dia anak yang sangat bersemangat," ujarnya sembari menatap foto yang terpasang di kamar putranya itu, Rabu 8 Mei 2024.
Kamar Putu Satria saat itu tampak rapi. Beberapa pakaiannya telah dikemas oleh sang ibu, untuk dibawa pada saat upacara pengabenan yang rencana akan dilaksanakan, Jumat 10 Mei 2024.
Di atas meja, laptop milik Putu Satria terpajang rapi.
Demikian foto-foto Putu Satria dari kecil hingga foto saat Satria telah menjadi taruna di STIP Jakarta.
Ibu dari tiga anak itu benar-bebar berusaha tegar, saat memandangi barang-barang milik sang putra.
Namun kesedihan kembali teraut dari wajahnya, saat sembari menatapi foto putranya tersenyum saat masih balita.
Baca juga: Tangis Pilu Ibu Taruna STIP Korban Penganiayaan, Jasad Penuh Luka Lebam, Minta Kapolri Turun Tangan
"Anak saya ini memang dari kecil suka foto bergaya," kenang Nengah Rusmini.
Ia lalu menunjukan seragam Putu Satria ketika SMA.
Seragam itu sudah penuh coretan saat perayaan kelulusan.
Mulai dari kesan-kesan, hingga gambaran knalpot sepeda motor.
Selama ini Putu Satria memang dikenal memiliki kegemaran dengan motor dua rak.
"Baju ini tidak boleh diambil atau ditaruh ke bawah kata Rio. Ini kenang-kenangannya saat SMA," ungkapnya.
Ada satu hal yang membuat perasaan Rusmini saat itu kian terpukul.
Baca juga: 3 Tersangka Baru Kasus Taruna STIP Aniaya Junior hingga Tewas, Berperan Jadi Provokator
Yakni ketika ia menemukan catatan yang ditulis oleh Putu Satria di buku tulis.
Kemungkinan catatan itu dibuat saat Rio belum lama ini.
Dalam catatan tersebut, Rio mengungkapkan kepribadiannya.
"Saya orang yang mudah bergaul dan beradaptasi, kekurangan saya pelupa.
Saya dilahirkan untuk mengangkat derajat keluarga.
Tugas saya di keluarga adalah memberikan contoh kepada adik-adik saya.
Tugas saya kepada negara, adalah mengabdi dan membangun bangsa ini.
Tugas saya untuk diri sendiri adalah, menjadi seseorang yang bermanfaat pada lingkungan."
Demikian catatan Putu Satria yang ia tulis dengan tulisan tangan.
Baca juga: BREAKING NEWS: Polisi Tetapkan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta, Ini Perannya
Membaca catatan itu, Nengah Rusmini tak kuasa menahan tangis.
Perasaanya begitu terluka, membaca catatan sang putra yang memiliki motivasi untuk mengangkat derajat keluarga, hingga menjadi contoh tauladan bagi adik-adiknya.
"Catatan ini baru saja saya baca. Saya dapat buku ini di kamar Rio. Saya berpikir, berarti apapun yang saya kasi tau, dijadikan motivasi oleh anak saya," ungkapnya sembari terisak.
Artikel ini telah tayang di TribunBali.com dengan judul Catatan Haru Putu Satria, 'Tugas Saya Berikan Contoh ke Adik-adik'