Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Warga Sumbar yang Berusaha Selamatkan Diri dari Terjangan Banjir Lahar Dingin

Inilah cerita korban selamat dari banjir bandang lahar dingin di Sumbar. Saksikan tetangganya terseret arus

Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Nuryanti
zoom-in Kisah Warga Sumbar yang Berusaha Selamatkan Diri dari Terjangan Banjir Lahar Dingin
TRIBUNPADANG.COM/PANJI RAHMAT
Korban banjir bandang yang selamat Arnis di Kapalo Koto, Sungai Pua, Agam Sumatera Barat, saat ditemui sedang mengungsi di rumah saudaranya, Rabu (15/5/2024). 

"Saya tidak bisa langsung mengangkat badan untuk naik ke rumah, harus menunggu beberapa saat," lanjut Arnis.

Ia pun berusaha untuk bertahan di tengah hantaman air yang menerobos rumahnya.

Istrinya pun sudah tak terlihat lagi, namun sayup-sayup terdengar ada teriakan minta tolong.

Dengan sisa tenaga, Arnis yang sudah diselimuti lumpur naik ke atas rumah.

Dan benar saja, istrinya sudah berada di atas rumah dalam kondisi kakinya terjepit material.

Dengan sigap Arnis mengeluarkan kaki istrnya dan mereka turun untuk mencari tempat yang lebih aman, memegangi pagar besi, yang menurut mereka kuat untuk jadi sandaran.

"Airnya bisa mencapai empat meter, sangat besar dan makin ke bawah air makin besar karena menghantam rumah-rumah warga yang ia lewati," ujarnya.

Berita Rekomendasi

30 menit berlalu, air mulai surut.

Warga pun mulai berani keluar dari rumah.

Di saat itu, Arnis mulai minta tolong hingga akhirnya ia dievakuasi.

Terseret Arus saat Rapat Muda-Mudi di Agam

Baca juga: Update Korban Banjir Bandang di Sumbar 15 Mei 2024, Korban Meninggal Bertambah jadi 58 Orang

Cerita lainnya juga datang dari Liviya (17), korban selamat setelah terseret arus banjir bandang lahar dingin.

Saat itu, pada hari Sabtu malam ia dan teman-temannya sedang melakukan rapat bersama muda-mudi lainnya di Surau Kasiak An Nur, Simpang Bukik, Bukik Batabuah, Agam.

Saat itu kondisi sedang hujan lebar dan tak lama kemudian air besar datang tiba-tiba.

"Jadi saat mulai besar itu, disuruhlah salah seorang teman untuk sesekali memantau aliran air," kata Liviya.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas