Kisah Warga Sumbar yang Berusaha Selamatkan Diri dari Terjangan Banjir Lahar Dingin
Inilah cerita korban selamat dari banjir bandang lahar dingin di Sumbar. Saksikan tetangganya terseret arus
Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Nuryanti
Mengutip TribunPadang.com, sekira pukul 22.00 WIB, teman yang memantau air berteriak bahwa ada air besar tiba.
"Kami pun lari keluar untuk menyelamatkan diri," sambung Liviya.
Saat banjir, aliran air terpecah jadi dua arah di bagian jembatan.
Satu sisi ada di bagian bawah jembatan, dan sisi lain air masuk ke arah rumah warga di depan Surau Kasiak An Nur.
"Saat itu masih kayu-kayu besar saja yang menghantam bangunan, jika diingat bagaimana bunyinya sangat mengerikan, dentumannya seperti gemuruh-gemuruh petir," jelasnya.
Liviya dan empat orang teman lainnya berusaha menyelamatkan diri dengan menerobos air.
Nahas ia dan teman-temannya justru terbawa arus.
"Saya berlima yang lari bersama-sama, tiga orang cowok dan dua cewek."
"Teman saya yang cowok, ketiganya terbawa arus, tapi tersangkut di kayu-kayu besar yang sebelumnya menghantam, jadi mereka memanjat melalui kayu-kayu itu ke atap rumah orang," terangnya.
Baca juga: Cerita Korban Banjir Bandang Lahar Dingin di Sumbar, Terseret Arus saat Rapat Muda-Mudi di Agam
Ia dan temannya ikut terbawa arus dan tersangkut kayu besar.
"Begitu juga saya dengan teman saya Kayla, kami terbawa arus dan tersangkut di kayu-kayu besar."
"Saat tersangkut itu, Kayla kakinya tersangkut kayu, saya bantu kemudian kami naik ke atap rumah warga dengan memanjat kayu-kayu besar yang tersangkut itu," sambungnya.
Meski telah selamat dan berhasil ke atap rumah warga, ia tetap merasa cemas karena melihat derasnya banjir yang membawa material besar seperti kayu dan batu yang menghantam rumah warga.
"Kayu dan batu besar menghantam rumah-rumah. Air semakin besar, sejumlah tiang listrik rubuh, kabel putus dan percikan api, trafo meledak gemuruh suara banjir bandang, tanah bergetar, orang-orang berteriak," ucapnya.