Program Rehabilitasi Kawasan Mangrove, 60 Ribu Bibit Bakau Ditanam di Boleng Manggarai Barat NTT
Tahun ini ada sebanyak 30.000 bibit mangrove ditanam di lahan seluas 3 hektare di Muara Sungai Kali Terang, Desa Golo Sepang, Kecamatan Boleng, NTT
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Erik S
Laporan Hasiolan EP/Tribunnews.com
TRIBUNNEWS.COM - Program Rehabilitasi Mangrove di Muara Sungai Kali Terang, Desa Golo Sepang, Kecamatan Boleng, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali dilanjutkan, Selasa (21/5/2024).
Sebagai lanjutan program yang telah dimulai sejak 2022 lalu, pada tahun ini ada sebanyak 30.000 bibit mangrove ditanam di lahan seluas 3 hektare di kawasan tersebut.
Sehingga, saat ini total 60.000 bibit mangrove telah ditanam di lahan seluas 6 hektar di area konservasi mangrove dan semuanya tumbuh baik dengan tingkat kelulushidupan hingga 85 persen.
Baca juga: Hari Keanekaragaman Hayati, 1.000 Bibit Mangrove Ditanam di Pesisir Dekat Bandara Soetta
Program rehabilitasi mangrove ini diinisiasi Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) melalui berbagai tahapan untuk memastikan bahwa lokasi dan penerima manfaat merupakan target yang tepat bagi program ini.
Program keberlanjutan ini dilakukan melalui pembibitan mangrove secara mandiri dan membangun Kawasan konservasi serta ekowisata mangrove untuk mengajak masyarakat kenal dan peduli akan tanaman ini.
Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Indonesia memiliki sekitar 3,3 juta hektar hutan mangrove, yang merupakan 22,6 persen dari total mangrove dunia.
Sayangnya, hutan mangrove di Indonesia mengalami degradasi yang signifikan akibat aktivitas manusia dan perubahan iklim.
Mangrove merupakan ekosistem penting yang berfungsi sebagai benteng alamiah terhadap erosi pantai, penyerap karbon, dan habitat bagi berbagai spesies laut.
"Kami berkomitmen kuat untuk terus berkontribusi pada pelestarian lingkungan melalui program penanaman mangrove. Ini adalah langkah konkret kami untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan mendukung keberlanjutan lingkungan hidup," ujar Beatrice
Kartika, Group CFO MPMX dalam pelaksanaan penanaman bibit mangrove tersebut.
Pelatihan Mengolah Buah Mangrove
Pada rangkaian Rehabilitasi Mangrove ini, masyarakat juga diberdaya untuk memperkuat perekonomian lokal.
Jika tahun lalu, para petani dan nelayan binaan diperkenalkan dan difasilitasi pelatihan dan sarana Budidaya Kepiting Bakau sehingga dapat menambah pemasukan nelayan melalui penjualan kepiting, maka di tahun ini, giliran ibu-ibu pesisir yang akan menerima pelatihan bagaimana mengelola buah mangrove agar mempunyai nilai ekonomi.
Baca juga: Lindungi Kawasan Pesisir dari Abrasi, Industri Asuransi dan AAJI Tanam Mangrove di PIK
"Selain fokus pada penanaman bibit mangrove, MPM juga aktif dalam pemberdayaan masyarakat lokal. Salah satu program yang akan diberikan tahun ini adalah pelatihan pemanfaatan buah mangrove, seperti menjadi bahan makanan atau produk lainnya yang bernilai ekonomis. Dengan demikian, masyarakat tidak hanya mendapatkan manfaat lingkungan, tetapi juga manfaat ekonomi dari keberadaan mangrove. Kami berharap
masyarakat dapat melihat mangrove tidak hanya sebagai bagian dari lingkungan mereka, tetapi juga sebagai sumber daya yang bisa meningkatkan kesejahteraan mereka,” kata Beatrice.
Saat ini, masyarakat dapat mengunjungi langsung lokasi Rehabilitasi Mangrove MPM di Golo Sepang, NTT karena lokasi tersebut telah menjadi ekowisata mangrove berbasis edukasi.
Terdapat jalur trekking dan mangrove nursery (pembibitan mangrove) sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan akan mangrove.