Komisi III DPR Kritik Forum PWF di Bali Dibubarkan: Bukan Begini Cara Jadi Tuan Rumah
Anggota Komisi III DPR RI, Taufik Basari atau Tobas, mengkritik pembubaran forum People’s Water Forum (PWF) di Bali, Selasa (21/5/2024).
Penulis: Reza Deni
Editor: Wahyu Gilang Putranto
Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR RI, Taufik Basari atau Tobas, mengkritik pembubaran forum People’s Water Forum (PWF) di Bali, Selasa (21/5/2024).
Menurutnya, peristiwa pembubaran itu mencoreng wajah demokrasi Indonesia yang tengah menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-10 World Water Forum (WWF) di Bali.
"Bukan begini cara menjadi tuan rumah sebuah kegiatan internasional,” kata Tobas kepada wartawan, Rabu (22/5/2024).
Politisi Partai NasDem itu mengatakan, sebagai tuan rumah, Indonesia harus menunjukkan bahwa setiap orang bebas berpendapat.
"Indonesia adalah negara hukum yang demokratis, yang selalu memberikan ruang bagi kebebasan berpendapat dan menjamin perlindungan hukum bagi setiap warga negaranya,” kata dia.
Tobas lantas meminta pihak kepolisian serta pemerintah pusan dan daerah untuk menjamin kegiatan para aktivis yang menyuarakan kritik secara damai.
Sebelumnya, Polda Bali memberikan tanggapannya terkait pembubaran acara People's Water Forum (PWF) di Bali oleh kelompok ormas Patriot Garuda Nusantara (PGN).
Pada Senin (20/5/2024) kemarin, acara PWF yang digelar di Hotel Oranjje, Jalan Hayam Wuruk, Denpasar, Bali, dihentikan oleh ormas PGN.
Akibatnya, kekisruhan pun terjadi dan video kericuhan tersebut viral di media sosial. Mengenai hal itu, Polda Bali angkat bicara.
Kepala Bidang Humas Polda Bali, Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan, mengatakan bahwa hingga saat ini belum ada laporan masuk ke kepolisian. Namun, kata Jansen, pihaknya akan tetap mendalami peristiwa tersebut.
Baca juga: Dinilai Jadi Tandingan WWF ke-10 Bali, Peoples Water Forum Ditolak Aliansi Gabungan Masyarakat Bali
"Masih kami dalami dan kami belum tau pasti apa masalahnya dan siapa-siapa yang miskomunikasi tersebut, karena sampai saat ini belum ada laporan resmi kepada Kepolisian," kata Jansen di Denpasar, dikutip dari Tribun Bali, Selasa (21/5/2024).
Jansen mengungkapkan, berdasarkan informasi yang diterimanya, kericuhan terjadi saat sekelompok aktivis yang menggelar diskusi di acara PWF tiba-tiba didatangi dan diminta untuk menghentikan kegiatan tersebut oleh ormas PGN.
"Menurut salah satu aktivis yang live di medsos Facebook mengaku kegiatan tersebut diminta untuk dihentikan oleh kelompok PGN, mengaku spanduk-spanduknya diturunkan dan di bawa," ujarnya
Perdebatan pun terjadi diantara kedua belah pihak dan terdengar juga menyebutkan bahwa kegiatan tersebut belum ada pemberitahuan dan atau izin ke pihak yang berwenang.
"Kemungkinan masalah ini disebabkan oleh adanya cara-cara interaksi yang tidak dapat diadaptasi oleh masing-masing kelompok dalam diskusi tersebut," ujarnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.