Kesaksian Ibu di Batu usai Anaknya Tewas Dianiaya, Korban Kelas 7 SMP Alami Pendarahan Otak
Satreskrim Polres Batu mengamankan 5 siswa SMP pelaku penganiayaan yang mengakibatkan kematian. Korban merupakan siswa kelas 7 SMPN 2 Kota Batu.
Editor: Abdul Muhaimin
TRIBUNNEWS.COM - Siswa kelas 7 SMPN 2 Kota Batu, Jawa Timur berinisial RKW (12) tewas akibat penganiayaan temannya.
Pelaku utama yang berinisial MA merupakan teman sekelas korban.
MA mengajak saudara dan teman-temannya yang berjumlah 4 orang untuk menganiaya korban pada Rabu (29/5/2024).
Setelah mendapat penganiayaan, korban kembali di rumah dan dibawa ke rumah sakit pada Jumat (31/5/2024) pagi.
Korban dinyatakan meninggal pada pukul 11.00 WIB sebelum menjalani operasi.
Para pelaku yang diamankan yakni MA (13), KA (13), AS (13), MI (15) dan KB (13).
Ibu korban Nurul Noviana mengatakan saat kejadian pengeroyokan anaknya tak berani jujur karena mendapat ancaman dari pelaku akan dipukuli lagi jika bilang mengadukan kejadian tersebut pada orangtuanya.
“Kalau tepatnya saat anak saya dipukul saya tidak tahu karena saya kerja. Kata adiknya (saudara kembarnya RKW,red) hari Rabu dipukuli tapi anak saya tidak bilang ke saya. Saya baru tahu hari Jumat pagi bangun tidur itu ngeluh sakit kepalanya,” kata Nurul Noviana, Minggu (2/6/2024).
Kepada sang ibu, RKW mengeluh kesakitan dan menuturkan jika dirinya sudah tak kuat lagi menahan sakit.
“Dia nangis, bilang kalau kepalanya pusing dan sudah tidak kuat. Saya pikir itu sakit biasa karena kalau dia sakit juga seperti itu,” ujarnya.
Kemudian Nurul memberikan obat pada RKW agar pusing yang dialami anaknya sembuh.
Baca juga: Kesaksian Saudara Kembar Siswa SMP di Batu, Korban Dianiya 5 Orang dan Direkam, Tewas di Rumah Sakit
Setelah minum obat RKW baru mengaku jika ia sakit kepala karena dipukul pelaku.
“Saya kasih obat, habis minum obat dia ngaku kalau kepalanya habis dipukul temannya. Dia tidak berani bilang sama saya sebelumnya karena diancam. Habis itu dia muntah terus langsung saya bawa ke rumah sakit. Sampai rumah sakit pihak rumah sakit bilang kalau anak saya sudah kritis,” tuturnya.
Dari hasil pemeriksaan awal ketika tiba di rumah sakit, RKW mengalami pendarahan otak dan harus menjalani operasi. Sayangnya sebelum dioperasi nyawa RKW tak dapat tertolong.
Selain itu Nurul mengatakan dari penuturan anaknya pengeroyokan dilakukan karena persoalan tugas kelompok.
“Kalau kata anak saya dipukuli karena kerja kelompok. Ada tugas kelompok buat keripik pare itu. Sehari sebelum dipukuli itu sama anak saya si pelaku ini disuruh ngeprint kayak cara membuatnya, tidak mau. Dia marah-marah. Adiknya dulu pernah laporan ke saya kalau pelaku ini pernah nendang kakaknya. Persoalannya apa gak tahu. Makanya saya larang jangan berteman dengan pelaku,” pungkas Nurul.
Artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul FAKTA Pengakuan RKW Kepada Sang Ibu, Ada Ketakutan Sebelum Siswa SMP Itu Hembuskan Nafas Terakhir