Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

5 Fakta Kasus Perundungan Siswa SMP di Batu: Terjadi di Luar Jam Sekolah, Korban Tewas saat Dirawat

Kasus perundungan dan penganiayaan antar siswa SMP di Kota Batu, Jawa Timur mengakibatkan siswa kelas 7 SMPN 2 Kota Batu meninggal.

Penulis: Faisal Mohay
Editor: Nuryanti
zoom-in 5 Fakta Kasus Perundungan Siswa SMP di Batu: Terjadi di Luar Jam Sekolah, Korban Tewas saat Dirawat
Istimewa
Ilustrasi penganiayaan. Seorang siswa SMP di Kota Batu, Jawa Timur berinisial RKW (12) tewas akibat penganiayaan yang dilakukan 5 siswa SMP lain. 

“Pemerintah dan aparat penegak hukum tidak bisa bekerja sendiri, tentunya kami butuh masyarakat untuk mengawasi lingkungannya, orang tua untuk mengawal pergaulan anak agar tidak terlalu bebas dan tugas kami adalah membimbing akhlak dan budi pekerti bagi murid-murid di lingkungan sekolah."

"Tentu ini menjadi pembelajaran tersendiri dan menjadi evaluasi bersama,” tegasnya.

Baca juga: Peran 5 Remaja yang Tewaskan Siswa SMP di Kota Batu, Ada yang Memvideo

2. Kata Ibu Korban

Ibu korban, Nurul Noviana, mengaku baru mengetahui anaknya dianiaya pada Jumat kemarin lantaran RKW diancam pelaku untuk tidak melapor.

“Kalau tepatnya saat anak saya dipukul saya tidak tahu, karena saya kerja."

"Kata adiknya (saudara kembarnya RKW, red) hari Rabu dipukuli, tapi anak saya tidak bilang ke saya. Saya baru tahu hari Jumat pagi bangun tidur itu ngeluh sakit kepalanya,” paparnya, Minggu (2/6/2024), dikutip dari SuryaMalang.com.

Ia menganggap pusing yang dialami korban sakit seperti biasanya.

Korban yang terus mengeluh sakit menceritakan penganiayaan yang dialaminya.

Berita Rekomendasi

“Saya kasih obat, habis minum obat dia ngaku kalau kepalanya habis dipukul temannya." 

"Dia tidak berani bilang sama saya sebelumnya karena diancam. Habis itu dia muntah terus, langsung saya bawa ke rumah sakit," lanjutnya.

Baca juga: Motif Pengeroyokan Siswa SMP di Kota Batu hingga Meninggal Dunia

Setelah dibawa ke rumah sakit, perawat menyatakan kondisi korban kritis dan harus menjalani operasi.

Korban dinyatakan meninggal karena mengalami pendarahan otak.

Nurul menyatakan pelaku berinisial MA dendam terhadap anaknya karena masalah kerja kelompok.

"Kalau kata anak saya, dipukuli karena kerja kelompok. Ada tugas kelompok buat keripik pare itu." 

"Sehari sebelum dipukuli itu, sama anak saya si pelaku ini disuruh ngeprint kayak cara membuatnya, tidak mau. Dia marah-marah," tukasnya.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas