Sosok Irjen Suharyono, Disinggung IPW Agar Bareskrim & Propam Polri Ambil Alih Kasus Bocah SMP Tewas
Sosok Kapolda Sumatera Barat, Irjen Pol Suharyono menjadi perhatian dalam kasus tewasnya bocah SMP di Padang
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Garudea Prabawati
Kedua, Sugeng menilai pernyataan Suharyono yang bakal mencari orang yang menarasikan tewasnya Afif karena disiksa oleh anggota polisi menunjukan Kapolda Sumbar tidak lagi obyektif dalam melihat sebuah kasus.
"Kedua, terkait dengan defensifnya ini, sikapnya yang tidak obyektif ya ketika ada masyarakat yang mengkritik di medsos, malah dicari dengan tujuan apa? karena kewenangan polisi adalah penegakan hukum, mungkin mau diproses hukum ya, tapi entahlah," ujar Sugeng.
Di sisi lain, jika memang kasus ini ditarik ke Bareskrim Polri, maka juga harus bertindak profesional dan obyektif dalam penanganannya.
Baca juga: Respons LBH soal Polisi yang Buru Orang yang Viralkan Kasus Tewasnya Siswa SMP di Padang
Selain Bareskrim Polri, Sugeng mengungkapkan Propam Polri juga perlu turut menangani kasus ini.
"Oleh karena itu perlu ditarik ke Bareskrim atau setidak-tidaknya Propam Mabes Polri dan Bareskrim memberikan supervisi dalam kasus ini."
"Tapi catatan saya juga ya, Bareskrim dan Propam mohon bersikap profesional, transparan, dan ruang keadilan untuk korban dan tidak juga menjadi defensif," ujarnya.
Beda Temuan Polisi dan LBH soal Penyebab Tewasnya Bocah SMP di Padang
Sebelumnya, temuan berbeda terkait penyebab tewasnya AM disampaikan oleh Kapolda Sumatra Barat, Irjen Pol Suharyono, dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang.
Suharyono menuturkan AM tewas lantaran terjun ke jembatan saat adanya pengamanan tawuran pada 9 Juni 2024 lalu.
Dia mengatakan hal ini diketahui dari kesaksian rekan korban berinisial A yang memboncengnya saat kejadian.
"Masuk ke sungai ini sudah ada keterangan dari A. Bahwa memang AM ini berencana akan masuk ke sungai menceburkan diri ke sungai," ujarnya pada Minggu (23/6/2024), dikutip dari Kompas.com.
Selain itu, Suharyono mengungkapkan, berdasarkan keterangan dari A, AM diajak masuk sungai untuk mengamankan diri dari kejaran polisi.
Namun, keterangan Suharyono berbeda dari hasil investigasi dari LBH Padang yang menduga AM dianiaya oleh oknum polisi.
Menurut keterangan dari Direktur LBH Padang, Indira Suryani, ditemukan luka lebam di sekujur tubuh korban.