Malangnya Gadis Asal Jabar Ini, Hidup dengan 1 Ginjal karena Jadi Korban Human Trafficking
Surasto Pramuji selaku pendamping korban menuturkan, human trafficking yang terjadi pada CWT bermula pada 2020 lalu.
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
Korban yang mengalami penurunan kesehatan, akhirnya dirawat ke Rumah Sakit Sentosa Bandung.
Dalam perawatannya sempat kondisinya pulih setelah dilakukan cuci darah dan tranfusi darah.
Namun karena keterbatasan dana, CWT kemudian coba dibawa ke Ruang Somasi/Isolasi.
“Waktu itu Ruang Somasi/Isolasi penuh, sehingga ia dipindah ke Rumah Sakit Hamori Subang. Belum bernasib baik, di Subang pun ruangan juga penuh, akhirnya dipindah ke Madiun. Rumah sakit terus memantau kondisi korban,” tuturnya.
“Saya juga mengalami keterbatasan, karena saya juga punya tanggung jawab keluarga sendiri. Maka dari itu saya hanya bisa mendampingi dari jauh. Rumah sakit terus memberikan kabar kepada saya. Jadi yang bisa lakukan adalah menyelamatkan nyawa korban terlebih dahulu,” sambungnya.
Pengobatan terus diupayakan demi kesehatan korban agar lebih baik.
Mengingat, dengan satu ginjal saja diperlukan banyak upaya, mulai transfusi dan cuci darah yang rutin dilakukan, sampai dengan pemulihan tubuh.
"Pengobatan sendiri memakan biaya yang tidak terjangkau. Untuk 6 kantong darah plus infus, total biayanya mencapai Rp 3.700.000," paparnya.
Selain upaya menolong korban, ia juga berencana membawa permasalahan ini ke Komisi Perlindungan Perempuan dan Anak.
"Harapan saya adalah meminta perlindungan keberadaan korban," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul BREAKING NEWS Gadis Asal Jabar Diduga Jadi Korban Human Trafficking, Kini Dirawat di RS Madiun