Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Viral Masjid di Makassar Dijual Rp2,5 Miliar, Takmir Ungkap Pemilik Lahan Ingin Bangun Pesantren

Viral masjid di Makassar dijual pemilik lahan dengan harga Rp 2,5 miliar. Mendapatkan penolakan warga lantaran masjid dikembangkan dengan dana swadaya

Penulis: Isti Prasetya
Editor: Endra Kurniawan
zoom-in Viral Masjid di Makassar Dijual Rp2,5 Miliar, Takmir Ungkap Pemilik Lahan Ingin Bangun Pesantren
TribunTimur.com/Faqih Imtiyaaz
Penampakan masjid di Makassar yang viral karena dijual pemilik lahan dengan harga Rp2,5 miliar. 

Ismail bercerita, masjid yang dibangun 1998-1999 yang awalnya hanya merupakan musala.

"Musala pada saat itu. Tapi kan tidak tuntas, lalu kemudian ada salah seorang warga di sini mencoba menggalang dana dan rampung lah pembangunannya. Setelah itu, pemilik (lahan) sudah tidak mengetahui lagi perkembangannya," ujarnya.

Ismail melanjutkan, pada 2021, Hilda Rahman datang untuk melihat tanah kosong di belakang masjid.

Mulanya, tanah tersebut ingin dijadikan Hilda sebagai rumah tahfiz.

Beberapa bulan kemudian, Hilda justru hendak dijual beserta tanah tempat Masjid Fatimah Umar berdiri.

Alasan Hilda karena ingin pindah ke Jakarta untuk membangun pesantren di sana.

Sebab, ada aset yang telah dibeli dan dipersiapkan untuk membangun pesantren.

BERITA TERKAIT

Namun, niat itu terhalang lahan yang perlu dibebaskan untuk masuk pesantren tersebut sehingga butuh biaya.

"Mau menyatukan aset. Itu yang saya tangkap. Buat pesantren di Jakarta," terang Ismail, dikutip dari Tribun-Timur.com.

Baca juga: Viral Kemunculan Hewan Anoa di Kawasan Tambang Konawe Sultra, Diduga Habitat Terganggu

Dia melanjutkan, sempat ada calon pembeli yang berminat, namun Hilda enggan mengubah nama masjid tersebut sehingga transaksi dibatalkan.

Berselang satu tahun, Hilda kembali datang untuk menjual tanah tersebut.

Bahkan, kata Ismail, niat pemilik lahan mendapat penolakan warga karena ingin menggembok masjid tersebut.

Warga keberatan lantaran masjid yang sudah berdiri 30 tahun itu dibangun dengan dana swadaya masyarakat.

Kemudian, warga bersama pihak kelurahan dan pemilik lahan melakukan mediasi untuk mencari titik tengah.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas