Pengakuan Mengejutkan Pengurus RT Soal 3 Anak Hans dan Rita Tomasoa, 'Saya Tidak Pernah Melihat'
Jonathan Tobing mengatakan, Hans Tomasoa dan Rita Tomasoa menempati tempat tersebut antara akhir tahun 2017 atau awal tahun 2018 hanya berdua
Editor: Eko Sutriyanto
Ketiga anak Hans Tomasoa (83) dan Rita Tomasoa (79) itu akhirnya datang ke rumah orangtuanya di Perumahan Citra Indah Bukit Raflesia, Desa Singajaya, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor.
Mereka datang setelah kedua orangtuanya sudah meninggal dunia dan dikuburkan padahal sudah cukup lama Rita Tomasoa menderita sakit stroke namun tidak ada anak-anaknya yang datang untuk merawat atau sekedar menjenguk mereka.
Selama ini pasutri lansia itu hidup berdua saja sambil dibantu warga sekitar dan jemaat gereja.
Opa Hans yang kondisinya sudah tertatih saat berjalan, harus merawat Oma Rita yang sakit stroke seorang diri bahkan diduga Hans Tomasoa meninggal lebih dulu sehingga tidak ada yang merawat istrinya.
Pengurus RT setempat, Jonathan Tobing, sempat menghubungi anak-anak oma opa namun tidak mendapatkan respon.
Di malam sebelum jasad Hans Tomasoa dan istrinya ditemukan, pihaknya sudah mencoba menghubungi semua keluarganya.
Karena tak punya nomor telepon anak pertama dan kedua, mereka pun menghubungi anak ketiga oma opa.
"Anak ketiga kita kontak tidak ada jawaban, sampai akhirnya kita terhubung kepada adik opa," kata Jonathan kepada TribunnewsBogor.com, Kamis (18/7/2024).
Setelah keesokan harinya jasad Hans Tomasoa dan Rita Tomasoa ditemukan dalam kondisi membusuk, anak-anaknya pun tak kunjung muncul bahkan saat jasad dibawa ke RSUD Cileungsi pun mereka tetap tak datang.
Hingga akhirnya, anak bungsu opa Hans dan oma Rita akhirnya muncul di akhir pemakaman.
"Peti jenazah itu udah turun ke liang tapi belum ditutup karena masih khutbah firman, proses itulah (anaknya datang)," jelas Jonathan lagi.
Kemudian pada malam harinya, jelas Jonathan Tobing, anak pertama dan kedua oma opa datang.
Kepada pengurus RT dan warga sekitar, kedua anak Hans Tomasoa itu meminta masuk ke rumah orangtuanya.
Baca juga: Warga Buang Puntung Rokok Sembarangan Jadi Sebab Kebakaran Lahan Sawit di Jonggol
Tak ada permohonan maaf atau kata menyesal, anak-anak oma opa itu hanya mengatakan ingin ke rumah orangtuanya.