Dugaan Perundungan Siswi SMP di Cianjur, Sekolah Membantah, Disdikpora Tunggu Bukti dari RS
Aksi perundungan saat kegiatan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) terjadi di SMPN 1 Sindangbarang, Cianjur, Jawa Barat.
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur telah menyelidiki kasus perundungan yang terjadi di SMPN 1 Sindangbarang.
Dugaan perundungan antar siswi tersebut mengakibatkan korban AD (12) mengalami sakit pinggul dan sempat tak bisa jalan.
Kini, korban masih menjalani perawatan di RSUD Cianjur.
Kabid Disdikpora Cianjur, Helmi Halimudin, mengaku telah memeriksa guru hingga teman-teman korban terkait aksi perundungan yang terjadi saat masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS).
"Saya kemarin sudah mendatangi langsung ke SMPN 1 Sindangbarang. Ketika itu semuanya saya tanya, mulai dari panitia MPLS, kesiswaan, guru-guru dan kepala sekolah," paparnya, Selasa (23/7/2024), dikutip dari TribunJabar.id.
Pihaknya tidak menemukan bukti perundungan, namun ada surat perjanjian antara korban dengan pelaku yang berinisial S.
"Tapi surat tersebut maksudnya belum diketahui maksudnya seperti apa," sambungnya.
Disdikpora belum dapat menyimpulkan penyebab korban sakit dan masih menunggu hasil pemeriksaan dari rumah sakit.
"Kemarin kan korban sudah didampingi tim Disdikpora Kabupaten Cianjur ke RSUD Cianjur. Jadi nantinya apabila setelah ada hasil pemeriksaannya sepeti apa kita akan mengambil sikap," terangnya.
Setelah terjadi perundungan, pelaku enggan masuk sekolah karena ketakutan.
Korban juga belum dapat beraktivitas dan masih dalam proses pemulihan.
Baca juga: Beda Keterangan SMPN 1 Sindangbarang soal Kasus Perundungan, Sempat Membenarkan lalu Membantah
"Meski begitu kita akan mencarikan solusi agar kedua siswi baru itu bisa bersekolah lagi," tuturnya.
Biaya perawatan hingga pengobatan korban akan ditanggung Disdikpora Cianjur.
"Pihak sekolahkan tidak membenarkan adanya kejadian perundungan itu, maka nanti kita akan lihat hasilnya seperti apa, apakah luka dideritanya akibat pemukulan atau seperti apa," pungkasnya.
Kata Ayah Korban
Kasus perundungan diketahui orang tua korban usai melihat AD pulang dari sekolah sambil menahan sakit.
Ayah korban, Dian (53), mengatakan pelaku sejak awal tidak suka dengan anaknya diduga karena cemburu.
"Sebelum memukul anak saya itu, pelaku sempat bilang 'dendam ka sia' (dendam sama kamu). Dendamnya karena apa juga anak saya tidak tahu," ucapnya, Senin (22/7/2024).
Sejak hari pertama kegiatan MPLS, pelaku menunjukkan kebenciannya ke korban.
Baca juga: Siswi SMP di Sumedang jadi Korban Perundungan, 4 Pelaku Ditangkap dan 3 di Antaranya di Bawah Umur
Diduga aksi perundungan yang mengakibatkan korban dirawat di rumah sakit tidak hanya sekali terjadi.
"Anak saya sering diganggu oleh pelaku, dan puncaknya ya sewaktu kejadian di hari Kamis itu, anak saya dipukul lima kali di bagian belakang sampai jatuh tersungkur," tuturnya.
Aksi perundungan disaksikan siswa lain serta guru.
Ia menganggap pihak sekolah tidak berupaya menyelamatkan anaknya.
"Ada guru-gurunya juga di sana. Tapi, kenapa pihak gurunya tidak segera menghampiri anak saya dan menanyakan kenapa, apa yang terjadi. Pihak sekolah terkesan kurang tanggap," bebernya.
Kondisi Korban
Kini korban masih dirawat di RSUD Cianjur dan diharuskan menjalani CT scan untuk pemeriksaan lebih lanjut,
Ayah korban, Dian, menyatakan CT scan ditunda lantaran keluarga tak punya biaya.
Baca juga: Viral, Aksi Perundungan Remaja Wanita di Sumedang Jawa Barat, Empat Gadis Diamankan Polisi
"Biaya CT scan di RSUD Cianjur itu sebesar Rp6 juta, saya belum punya uang sebesar itu sehingga sekarang harus dirawat inap dulu."
"Anak saya mengalami luka karena dipukul oleh seorang siswi baru di bagian punggung, hingga terjatuh," bebernya, Senin (22/7/2024), dikutip dari TribunJabar.id.
Hingga saat ini orang tua pelaku belum membesuk korban untuk melihat kondisinya secara langsung.
"Saya tidak akan menuntut apa pun, saya ingin orang tua pelaku untuk menjunguk saja," lanjutnya.
Awalnya korban sempat dibawa ke Klinik Saraf dan dirujuk ke RSUD Cianjur.
"Tidak hanya luka dibagian pinggul, tapi anak saya sekarang juga mengalami demam tinggi dan mengakibatkan ruam di bagian tangannya, serta masih mengalami trauma," katanya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan rontgen, terdapat luka memar di pinggul kiri.
"Saat dilakukan rontgen pun saya mengeluarkan uang pribadi, karena kekerasan tidak diakomodasi BPJS," katanya.
Sebagian artikel telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Pelaku Perundungan di SMPN 1 Sindangbarang Cianjur Sesama Anak Baru, Sering Usil, Sekolah Tak Ngaku
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJabar.id/Fauzi Noviandi)