Densus 88: Rencana Bom Bunuh Diri Terduga Teroris di Batu Tak Terkait Kedatangan Paus Fransiskus
Densus 88 memastikan rencana penyerangan terduga teroris tak terkait dengan rencana kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia.
Penulis: Abdi Ryanda Shakti
Editor: Erik S
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdi Ryanda Shakti
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Densus 88 Antiteror Polri masih melakukan pendalaman terhadap rencana aksi bom bunuh diri di dua rumah ibadah yang dilakukan HOK (19), seorang pelajar di Kota Batu, Jawa Timur.
Meski sudah HOK sudah memetakan dua rumah ibadah, namun Densus 88 memastikan rencana penyerangan itu tak terkait dengan rencana kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia.
"Tidak ada kaitannya dengan rencana kedatangan Paus Fransiskus," ujar Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Aswin Siregar saat dihubungi, Jumat (2/8/2024).
Baca juga: Sosok Terduga Teroris Ditangkap di Solo Balapan, Ayah dari Pelajar yang Ingin Bom 2 Rumah Ibadah
Sejauh ini, Aswin menyebut total pihaknya mengamankan empat orang dalam pengungkapan ini. Tiga di antaranya merupakan keluarga HOK.
"Ada 4 (orang diamankan), 1 di Solo dan 3 di Malang. Bapak HOK (diamankan di Solo) dan (tiga lainnya di Malang) yang tahu aktivitas tersangka (HOK). Sejauh ini (terduga teroris) hanya 1 tersangka HOK,” ucapnya.
Terafiliasi ISIS
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan penangkapan itu dilakukan pada Rabu (31/7/2024).
"Pada hari Rabu tanggal 31 Juli 2024 pukul 19.15 WIB, telah diamankan satu tersangka yakni HOK di Jalan Langsep, Kelurahan Sisir, Kecamatan Batu, Malang, Jawa Timur," kata Trunoyudo kepada wartawan, Kamis (1/8/2024).
Trunoyudo mengatakan hasil pemeriksaan, HOK hendak melakukan penyerangan dengan bahan peledak.
Baca juga: Wapres Apresiasi Densus 88 atas Penangkapan Terduga Teroris di Malang
"Tersangka berdasarkan hasil penyelidikan diketahui berencana melakukan aksi teror bom bunuh diri dengan menggunakan bahan peledak jenis TATP (Triaceton Triperoxide)" tuturnya.
Diketahui, TATP ini merupakan bahan peledak yang kerap digunakan oleh teroris dalam pembuatan bom, karena sifatnya yang berdaya ledak tinggi atau high explosive.
Bahkan karena berbahayanya, TATP kerap dijuluki dengan sebutan 'Mother Of Satan'.
Selain itu, Densus 88 juga menyita sebuah tas hitam yang berisi ketapel, jarum kuning, suntikan, hingga gotri.