Maut di Tengah Laut, 6 Nelayan Tewas saat Cari Ikan dan Puluhan Orang Dikarantina
Enam orang ABK kapal pencari tuna tewas misterius di tengah Samudera Hindia. 30 lainnya berhasil bersandar, ada yang masuk rumah sakit dan karantina
Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Suci BangunDS
"Mereka berangkat dari Sibolga menuju Samudera Hindia selama 9 bulan di sana dari bulan Oktober (2023) sampe bulan Juli (2024)," kata Resi.
Namun, pada akhir Juli 2024 lalu, enam orang kru kapal meninggal dunia secara misterius.
Kapal pun kemudian melaporkan ke Polairud hingga akhirnya dievakuasi.
14 Orang Dirawat
Dari puluhan kru kapal, 14 di antaranya dirawat di RS IHC Krakatau Medika, Cilegon.
Hal tersebut disampaikan oleh PJ Program Krisis Kesehatan Dinkes Cilegon, Ujang Samsul.
"Semula berjumlah 11 orang per hari ini jam 10.00 pagi, bertambah tiga orang jadi total 14 orang yang dirujuk ke RS IHC Krakatau Medika," ujarnya kepada TribunBanten.com saat dihubungi melalui pesan singkat, Senin (5/8/2024).
Ia menuturkan, para pasien tersebut rata-rata mengeluhkan nyeri di otot kaki.
"Gejala umum yang dirasakan, kepala pusing, mual, lemas, mata merah, ada ruam pada kulit ada juga yang ngeluh nyeri otot kaki," jelas.
Setelah dirawat, sembilan orang pun sudah boleh pulang namun sebelum pulang, mereka dikarantina di sebuah penginapan di Kota Cilegon, Banten.
Jadi, masih ada lima orang yang dirawat di rumah sakit.
Baca juga: Mengenal Leptospirosis, Gejala dan Pencegahannya
"Dari pihak rumah sakit memperbolehkan sembilan pasien ini pulang atau dibawa oleh pihak kapal, karena sudah enggak ada gejala yang membahayakan," ujarnya saat ditemui di kantornya, Selasa (6/8/2024).
Diduga Leptospirosis
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menduga, awak kapal yang tewas terjangkit penyakit leptospirosis.