Fakta Obat Bius Roculax yang Ditemukan di Kos Dokter Aulia, Kini Diteliti Polisi
Dokter Aulia diduga tewas akibat obat bius. Penyidik tak menemukan tanda kekerasan dan kondisi kamar korban terkunci dari dalam.
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Polrestabes Semarang masih menyelidiki penyebab tewasnya dokter Aulia Risma Lestari (30).
Wanita asal Tegal, Jawa Tengah tersebut ditemukan tewas di kamar kosnya pada Senin (12/8/2024).
Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Irwan Anwar menyatakan, tim khusus dibentuk untuk mengungkap kasus ini.
"Iya kami telah bentuk tim, pekan ini mulai bekerja. Nanti kami panggil pacar, keluarga, sahabat, hingga sirkel dokter," paparnya, Senin (19/8/2024), dikutip dari TribunJateng.com.
Selain mendalami dugaan perundungan, tim khusus dari Polrestabes Semarang juga meneliti obat bius yang ditemukan di kamar kos.
Obat bius jenis roculax berfungsi untuk relaksasi pasien sebelum proses pembedahan.
"Kematian korban premisnya ada dua, kelalaian atau bunuh diri. Nah, kami masih komunikasi sama ahli terkait obat ini digunakan korban dalam rangka sakitnya atau penyebab lain," imbuhnya.
Diketahui, korban tinggal sendirian di kos yang terletak di Lempongsari, Gajahmungkur, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Saat penemuan jasad, di kamar kos terdapat obat bius hingga bekas luka suntik.
Penyidik tak menemukan tanda kekerasan sehingga menduga korban tewas akibat obat bius.
Hasil visum menunjukkan obat bius masuk ke tubuh korban sekira 3 mililiter.
Dosis obat bius yang dimasukkan ke dalam tubuh diduga kelebihan sehingga dokter Aulia meninggal di kamar kos.
Baca juga: Dokter PPDS Bunuh Diri Diduga Akibat Perundungan, Kemenko PMK Bakal Minta Masukan Organisasi Profesi
Hasil Visum
Kombes Irwan Anwar juga mengatakan hasil visum menunjukkan dokter Aulia tewas karena lemas.
Penyidik tak melakukan autopsi lantaran pihak keluarga menolaknya.
"Soal bunuh diri, belum tentu juga karena bisa juga karena lalai diri sendiri menyuntikkan obat nyeri melebihi aturan. Namun, masih kita dalami," ucapnya, Jumat (16/8/2024), dikutip dari TribunJateng.com.
Hingga saat ini, penyidik belum menyimpulkan dokter Aulia melakukan bunuh diri serta mengalami perundungan.
“Sampai saat ini belum ada ke arah itu. Butuh saksi dan alat bukti. Kalau memang ada bully-an dan perundungan pasti akan langsung kita proses hukum," tukasnya.
Sementara itu, Kasatreskrim Polrestabes Semarang, Kompol Andika Dharma Sena, menjelaskan buku catatan yang ditemukan di kamar kos berisi curhatan dokter Aulia.
"Buku diary ya kita baca kita periksa, kita sinkronkan apa benar dengan korban. Jika dilihat korban juga punya obat-obatan yang perlu kita dalami sakit apa," tuturnya.
Dalam buku catatan, dokter Aulia tidak menuliskan adanya perundungan.
Namun, dokter Aulia mengalami kesulitan selama menjalani PPDS Anestesi.
"Buku diary enggak langsung bullying dan sebagainya. Kita jangan berasumsi dulu," lanjutnya.
Ia sempat mengajukan pengunduran diri, tapi terkendala program beasiswa yang diperoleh dari Pemkab Tegal.
"Karena yang berdangkutan penerima beasiswa, memang beberapa kali pengen keluar, cuma karena mungkin ada biaya-biaya yang harus dibayar makanya dia menahan," ujarnya.
Kemenkes Lakukan Penyelidikan
Di sisi lain,dugaan perundungan yang dialami dokter Aulia Risma Lestari (30) diselidiki tim investigasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.
Mereka mendatangi rumah korban di Tegal, Jawa Tengah dan meminta sejumlah data ke keluarga.
Rombongan dari Kemenkes tak bertemu dengan ayah korban lantaran sedang dirawat di RSUD Kardinah Tegal.
Kuasa hukum keluarga, Susyanto mengatakan, tim investigasi Kemenkes yang berjumlah 10 orang datang pada Minggu (18/8/2024) dan meminta data-data korban.
Proses investigasi berlangsung sejak pukul 16.30 WIB sampai 20.00 WIB.
"Kami sudah menyerahkan data-data yang diperlukan. Terkait teknis data-data yang kami berikan kami silent. Kami tidak bisa buka takutnya jadi blunder," ungkapnya, Minggu, dikutip dari TribunJateng.com.
Sehari sebelumnya, penyidik Polrestabes Semarang telah mendatangi rumah korban untuk mengumpulkan barang bukti.
Baca juga: Polisi Bentuk Tim Usut Dugaan Bullying dalam Kasus Kematian Dokter Aulia, Mulai Bekerja Pekan Ini
Hingga saat ini, penyidik belum menyimpulkan penyebab kematian dokter Aulia.
"Dari Polrestabes Semarang sudah datang. Yang belum datang hanya dari Kemendikbudristek RI," sambungnya.
Salah satu barang bukti yang akan diserahkan pihak keluarga yakni buku catatan dokter Aulia.
"Jadi nanti itu kami akan serahkan apabila dibutuhkan oleh pihak penyidik. Untuk saat ini kami masih fokus kepada masa berkabung selama 7 hari," bebernya.
Pihak keluarga menegaskan dokter Aulia tidak melakukan bunuh diri dan tewas karena penyakit.
Diduga penyakitnya kambuh sehingga dokter Aulia menyuntikkan obat bius ke tangan.
Sebelum meninggal, dokter Aulia sempat berkomunikasi dengan keluarga.
"Baik-baik saja masih dalam kapasitas wajar (komunikasi). Masih dalam keadaan aktivitas. Bahkan menjelang meninggal dunia pun masih komunikasi dengan pihak keluarga," kata Susyanto.
Baca juga: Polisi Dalami Buku Harian Dokter Aulia Mahasiswi PPDS Anestesi Undip, Berisi Curhatan Berat Kuliah
Disclaimer
Berita di atas tidak bertujuan menginspirasi siapa pun melakukan tindakan serupa.
Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.
Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup.
Anda tidak sendiri, layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
Berbagai saluran telah tersedia bagi pembaca untuk menghindari tindakan itu.
Pembaca bisa menghubungi Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes (021-500-454) atau LSM Jangan Bunuh Diri (021 9696 9293) atau melalui email janganbunuhdiri@yahoo.com.
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Polisi Bentuk Tim Usut Dugaan Perundungan PPDS Anestesi Undip: Sirkel Dokter Bakal Diperiksa
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJateng.com/Muh Radis/Iwan Arifianto)