Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

3 Pengakuan FK Undip Terkait Bully Peserta PPDS: 3 Mahasiswa Dipecat hingga Makan Nasi Padang

Undip telah memecat 3 mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) yang melakukan pelanggaran berat.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Erik S
zoom-in 3 Pengakuan FK Undip Terkait Bully Peserta PPDS: 3 Mahasiswa Dipecat hingga Makan Nasi Padang
fk.undip.ac.id
Gedung Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Diponegoro (Undip). 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA –  Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (FK Undip) mengakui telah terjadi praktik bully (perundungan) terhadap mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS).

FK Undip juga mengonfirmasi adanya perintah dari senior terhadap junior agar makan nasi padang lima bungkus dan divideokan. Walau demikian, FK Undip mengatakan kasus tersebut terjadi beberapa tahun yang lalu.

Simak poin-poin penting pengakuan FK Undip:

1. Makan 5 Bungkus Nasi Padang

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (FK Undip) Yan Wisnu Prajoko mengatakan bully itu terjadi pada 3 tahun lalu. Pelaku telah sudah diberi sanksi.

Baca juga: 6 Poin Pernyataan Undip soal Meninggalnya Aulia Risma Lestari

Pelaku adalah dokter senior yang memaksa junior agar menghabiskan nasi Padang sebanyak 5 bungkus dan harus direkam.

Disebutkan Yan, kasus yang menyeret nama dokter Prathita Amanda Aryani memang pernah terjadi di wilayah Undip.

BERITA TERKAIT

“Apakah dia merundung? Merundung, betul. Tiga tahun yang lalu, kepada adik juniornya. (perundungan) bukan fisik. Seperti yang diceritakan itu (medsos), seperti itu tapi itu tiga tahun yang lalu.Dan sudah disanksi. Sudah disanksi. Sudah diproses, sudah disanksi. Tiga tahun yang lalu. Sudah tobat,” ungkap Yan dalam konferensi pers via zoom, Jumat (23/8/2024).

Namun Yan tidak merinci sanksi seperti apa yang diberikan kepada yang bersangkutan.

Meski demikian, dirinya memastikan kasus dokter Prathita dengan dokter Aulia Risma merupakan dua kasus yang berbeda.

Kasus dokter Aulia kini masih terus dilanjutkan investigasinya, sementara kasus perundungan oleh dokter Prathita telah berlangsung 3 tahun silam dan sudah diberi sanksi.

“Sekarang dihubungkan dengan ini (kasus dokter Aulia) tidak masuk akal dan kami siap somasi,” jelas dia.

2. Beban PPDS Anestesi Berat

Yan Wisnu Prajoko mengakui, Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi menjadi salah satu program PPDS terberat selain PPDS bedah.

Beban kerja menjadi salah satu penyebabnya. Sampai saat ini dikatakannya, belum ada batasan yang jelas mengenai aturan jam kerja.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas