Pembukuan Usaha yang Baik dan Kemampuan Analisa Tren Pasar Jadi Tantangan UMKM di Kabupaten Sumbawa
UMKM masih tertinggal, terutama dalam hal pemahaman laporan keuangan dan melihat trend pasar sehingga diperlukan langkah-langkah
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Erik S
Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menjadi salah satu fondasi ekonomi nasional yang berkontribusi sebesar 60,5 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan mampu menyerap 96,9 persen tenaga kerja pada tahun 2023, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan.
UMKM masih tertinggal, terutama dalam hal pemahaman laporan keuangan dan melihat trend pasar sehingga diperlukan langkah-langkah untuk memberikan pemahaman.
Salah satunya melalui program bale berdaya yang digagas Pemkab Sumbawa dan Kumpul, sebuah ekosistem kewirausahaan di Indonesia.
Baca juga: BSI UMKM Center, Dorong Pelaku Usaha Naik Kelas untuk Perkuat Ekonomi Nasional
Sekretaris Daerah Kabupaten Sumbawa, Budi Prasetiyo mengatakan, program bale berdaya merupakan upaya jangka panjang yang bertujuan untuk memberdayakan UMKM di Kabupaten Sumbawa, yang memiliki potensi pariwisata dan ekonomi yang besar.
"Program ini berupaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Sumbawa dengan memberdayakan para pelaku UMKM lokal melalui berbagai pelatihan yang mendorong pengembangan usaha dan kewirausahaan sehingga diharapkan dapat terbentuk ekosistem UMKM yang berkelanjutan dan berdaya di Kabupaten Sumbawa, sehingga mampu bersaing baik di tingkat lokal, nasional maupun internasional," katanya, Selasa (27/8/2024).
Budi mengatakan, pembangunan UMKM lokal harus dimulai dengan pondasi pembukuan yang baik dan kemampuan menganalisa tren pasar agar dapat melakukan pengembangan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.
"Program memberikan pelatihan pencatatan keuangan, elemen dasar pembukuan, perhitungan Laba Rugi serta Harga Pokok Produksi (HPP), dan pencatatan transaksi sehingga peserta bisa mengelola keuangan dan mengantisipasi risiko sehingga UMKM memiliki kesehatan finansial yang baik," katanya.
Permasalahan lainnya adalah soal pengembangan produk’ dirancang untuk UMKM yang sudah lebih matang, dengan fokus pada pemahaman konsep dan pentingnya pengembangan produk, serta siklus hidup dan strategi pengembangannya.
Dalam pelatihan ini, peserta belajar cara mencari inspirasi online, menganalisis tren pasar, dan menggunakan teknik brainstorming untuk ide produk baru.
"Mereka juga mempelajari cara mengevaluasi ide-ide tersebut untuk menemukan produk yang paling menjanjikan sehingga bisa membuat roadmap pengembangan produk dan menciptakan produk unggulan baru untuk UMKM mereka," katanya.
Baca juga: Digiland 2024 Berlangsung Sukses, UMKM Raih Nilai Transaksi 463 Juta Rupiah
Pembelajaran di kelas tatap muka Program Bale Berdaya dirancang secara praktis, memungkinkan peserta langsung menerapkan ilmu yang didapat dalam kegiatan usaha sehari-hari.
Peserta program juga diajarkan membuat Standard Operating Procedure (SOP) dan Key Performance Indicator (KPI), serta teknik pemasaran dan pembukuan keuangan yang membantu dalam meningkatkan kualitas dan efisiensi usaha mereka.
Sudirman, pelaku UMKM dari Kecamatan Lantung mengatakan, pelatihan ini tidak hanya menambah wawasan, tetapi juga memberikan pengalaman praktis.
"Saya belajar bahwa usaha tidak hanya tentang berjualan dan memperoleh keuntungan, tetapi juga tentang mempertahankan bisnis melalui pembuatan SOP. Hal ini sangat krusial untuk mencapai kesuksesan sejati," katanya.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.