Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Nasib Kepsek di Sumenep yang Setubuhi Anak Selingkuhan, Kini Dinonaktifkan dan Terancam Sanksi Berat

Berikut nasib J (41), oknum kepsek yang setubuhi anak selingkuhan. Kini telah dinonaktifkan dan terancam saksi berat.

Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Bobby Wiratama
zoom-in Nasib Kepsek di Sumenep yang Setubuhi Anak Selingkuhan, Kini Dinonaktifkan dan Terancam Sanksi Berat
Kolase Tribunnews.com
(Kiri) J, oknum kepala sekolah yang tega setubuhi anak selingkuhannya saat memakai baju tahanan. 

TRIBUNNEWS.COM - Kasus seorang oknum kepala sekolah (kepsek) yang setubuhi anak selingkuhannya mendapatkan atensi dari Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo.

Achmad Fauzi sudah turun tangan dengan menonaktifkan kepsek berinisial J (41) tersebut.

"Yang bersangkutan (pelaku J) sudah kita nonaktifkan sebagai kepala sekolah," katanya, dikutip dari TribunMadura.com.

Achmad Fauzi melanjutkan, pihaknya juga sudah melakukan pengkondisian, sehingga proses kegiatan pembelajaran tetap berjalan normal.

Terkait saksi, Achmad Fauzi masih berkoordinasi dengan Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM (BKPSDM) Sumenep.

Ia berjanji akan menindak tegas J jika terbukti bersalah.

Meskipun demikian, belum dirumuskan sanksi seperti apa yang akan dijatuhkan kepada oknum kepsek tersebut.

Berita Rekomendasi

"Kalau sampai ada ASN yang begitu (terbukti terlibat dalam kasus pencabulan) kami akan kasih sanksi tegas," katanya.

Achmad Fauzi dalam kesempatannya turut mengingatkan para Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk menjaga nama baik instansinya masing-masing.

Menurutnya, sebagai ASN harus bisa memberikan contoh baik kepada masyarakat.

"Saya ingatkan kepada para ASN di lingkungan Pemkab Sumenep, jangan sampai melakukan perbuatan tidak terpuji atau amoral seperti pelecehan atau pencabulan. Karena itu bisa merusak citra abdi negara," tandasnya.

Baca juga: Fakta Kasus Pencabulan Anak di Sumenep: Kepsek jadi Tersangka, Ibu Serahkan Putrinya untuk Ritual

Awal kasus

Dirangkum dari TribunMadura.com, kasus kebejatan J mulai terungkap pada 29 Agustus 2024 kemarin.

Ia ditangkap oleh Polres Sumenep sekira pukul 15.00 WIB.

J dilaporkan telah merudapaksa anak di bawah umur T (13).

Korban diketahui anak dari E yang merupakan selingkuhan dari J sendiri.

J pertama kali menyetubuhi korban pada Februari 2024 lalu.

J bersekongkol dengan E untuk bisa melampiaskan nafsunya.

Adapun modusnya, J menyetubuhi korban sebagai ritual pembersihan.

Selain itu, J juga mengiming-imingi ibu korban berupa uang dan sepeda motor vespa agar rela darah dagingnya ditiduri selingkuhan.

J sudah melakukan aksi bejatnya sebanyak 5 kali di lokasi berbeda dari rumah hingga hotel.

Pada akhirnya, korban T memberanikan diri mengadu ke ayah kandungnya pada Senin (26/8/2024).

Tiga hari kemudian, J dan E sama-sama diamankan pihak kepolisian.

Baca juga: Bu Guru Jadikan Putrinya Pemuas Nafsu Selingkuhan yang Jabat Kepsek di Sumenep, Ini Pengakuan Pelaku

Ancaman hukuman

J di hadapan polisi mengakui telah merudapaksa korban.

"J mengaku sengaja melakukan persetubuhan dan pencabulan terhadap T untuk memuaskan nafsu biologi," tutur Kepala Sub-Bagian Hubungan Masyarakat Polres Sumenep AKP Widiarti, dikutip dari Kompas.com.

Widiarti melanjutkan, J dan E sama-sama bersatuts Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Untuk J sudah ditetapkan sebagai tersangka, sementara E masih dalam pendalaman perannya dalam kasus ini.

Atas perbuatannya, J dijerat Pasal 81 ayat (3) (2) (1), 82 ayat (2) (1) UU RI Nomor 17 Tahun 2016 perubahan atas UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang perlindungan anak dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunMadura.com dengan judul Bupati Sumenep Achmad Fauzi Nonaktifkan Oknum Kepala SD Tersangka Cabuli Siswa 5 Kali

(Tribunnews.com/Endra)(TribunMadura.com/Ali Hafidz Syahbana)(Kompas.com/Ach Fawaidi)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas