Sang Ayah Tak Menyangka Putranya Tewas Dianiaya Santri Senior, Pertemuan Terakhir Jadi Kenangan
Keluarga merasa sangat kehilangan sosok Abdul Karim. Mereka tak menyangka Abdul Karim meninggal dengan cara tak wajar.
Penulis: Dewi Agustina
Tri mendapat informasi bahwa anaknya, Abdul Karim dalam kondisi tidak baik-baik saja.
Ia pun memutuskan untuk segera menyusul ke klinik setelah mengetahui kabar tersebut.
Sebelumnya ia sempat ke SMP Pesantren Tahfidz Az-Zayadiyy Sanggrahan Sukoharjo tempat anaknya bersekolah.
Namun di tengah perjalanan Tri dikabarkan jika anak kesayangannya itu meninggal dunia.
"Istri saya diinfokan bada dzuhur 12.30 siang. Kita berangkat ke pondok. Sudah ke pondok. Di pondok langsung transit langsung ke klinik. Ke klinik Ngudi Sehat. Di tengah perjalanan saya dikabari anak saya meninggal," tuturnya.
Tri tak mengira anaknya akan meninggal karena dianiaya.
"Saya pernah lihat muka anak saya kok sayu. Cuma sepintas. Tapi saya nggak pernah ngira," jelasnya.
Ia pun memutuskan untuk melakukan autopsi terhadap anaknya untuk membuktikan dugaan perundungan hingga mengakibatkan anaknya meninggal.
Baca juga: Lagi, Santri Ponpes Meninggal Diduga akibat Dianiaya Senior, Korban Baru Berusia 13 Tahun
"Saya belum bisa pastikan. Saya lihat secara langsung bagian luar tidak terlihat apa-apa. Makanya pihak keluarga memutuskan untuk autopsi biar semuanya jelas. Nggak mau ditutup-tutupi,” jelasnya.
Apalagi setiap kali ia bertanya ke anaknya, Tri tidak pernah mendapat cerita mengalami kekerasan dalam bentuk apa pun.
"Setiap saya tanya anak saya, anak saya nggak pernah bilang ada kekerasan, pengancaman. Saya nggak tahu apakah anak saya dapat tekanan," tuturnya.
Ia menyerahkan proses hukum pada pihak berwajib. Ia berharap pelaku bisa diberi ganjaran seadil-adilnya.
"Informasi yang saya dapat dia memukuli anak saya. Insyaallah proses hukum bukan berarti saya membenci anak yang melakukan. Saya ingin ada pelajaran," jelasnya.
Kronologis versi Polisi
Diketahui pelaku berinisial MG (15), warga Kabupaten Sukoharjo.