Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pembunuhan oleh Dosen di Medan Diduga Terkait Asmara dengan Sopir Pribadi dan Harta

Kakak kandung korban ini mengungkapkan sejumlah kejanggalan di balik kematian adiknya, Ruslan Maralen Situngkir (61).

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Pembunuhan oleh Dosen di Medan Diduga Terkait Asmara dengan Sopir Pribadi dan Harta
TRIBUN-MEDAN.COM/ALFIANSYAH
Kapolsek Medan Helvetia, Kompol Alexander Putra Piliang, melakukan interogasi terhadap pelaku Dr Tiromsi Sitanggang, tersangka pembunuhan terhadap suaminya, Selasa (17/9/2024). 

 

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN -  Tiromsi Sitanggang (57) tega membunuh suaminya sendiri, Ruslan Maralen Situngkir (61).

Dosen di Kota Medan, Sumatra Utara ini, telah ditetapkan sebagai tersangka oleh polisi.

Kendati Tiromsi membantah telah membunuh suaminya.

"Kami berkeyakinan dengan bukti-bukti dan hasil olah TKP yang kami temukan," kata Kapolsek Medan Helvetia, Kompol Alexander Putra Piliang, Selasa (17/9/2024), dilansir Tribun-Medan.com.

"Untuk motif masih kami dalami karena sampai sekarang pelaku belum mengakui perbuatannya," ujarnya menambahkan.

Minta Diotopsi

Terkait dugaan motif pembunuhan  Haposan Situngkir buka suara.

Berita Rekomendasi

Kakak kandung korban ini mengungkapkan sejumlah kejanggalan di balik kematian adiknya, Ruslan Maralen Situngkir (61).

Haposan menceritakan pada hari kejadian, Tiromsi menelpon salah satu sepupunya dan mengabarkan Ruslan meninggal akibat kecelakaan.

Mendengar kabar tersebut, Haposan segera memeriksa keadaan Ruslan di rumah sakit.

"Saat itu, pelaku tidak menyebutkan jenis kecelakaan yang terjadi. Ketika tiba di rumah sakit, saya melihat tubuh korban sudah berada di kamar mayat. Ada luka di dahinya yang sudah dijahit," ungkap Haposan saat diwawancarai di Polsek Helvetia, Kamis (19/9/2024) dikutip dari Kompas.com.

Haposan menjelaskan luka di dahi tersebut tidak menyerupai luka akibat kecelakaan.

Selain itu, tangan dan kaki Ruslan juga tidak menunjukkan tanda-tanda cedera seperti yang biasa ditemukan pada korban kecelakaan lalu lintas, sehingga menimbulkan kecurigaan.

Polisi kemudian meminta agar korban diotopsi sebelum dimakamkan.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas