Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pembunuhan oleh Dosen di Medan Diduga Terkait Asmara dengan Sopir Pribadi dan Harta

Kakak kandung korban ini mengungkapkan sejumlah kejanggalan di balik kematian adiknya, Ruslan Maralen Situngkir (61).

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Pembunuhan oleh Dosen di Medan Diduga Terkait Asmara dengan Sopir Pribadi dan Harta
TRIBUN-MEDAN.COM/ALFIANSYAH
Kapolsek Medan Helvetia, Kompol Alexander Putra Piliang, melakukan interogasi terhadap pelaku Dr Tiromsi Sitanggang, tersangka pembunuhan terhadap suaminya, Selasa (17/9/2024). 

Namun, menurut dia, Tiromsi menolak.

Merasa ada yang janggal, Haposan pergi ke lokasi kejadian di depan rumah korban untuk mencari tahu lebih lanjut.

"Di lokasi kejadian, tidak ada saksi yang melihat kecelakaan. Namun, ada warga yang sempat dimintai bantuan oleh pelaku untuk mengangkat tubuh korban di teras rumah. Tapi karena melihat darah, warga tersebut tidak jadi membantu," lanjutnya.

Jenazah Ruslan akhirnya dibawa ke Kabupaten Dairi untuk dimakamkan.

Minta Diusut

Haposan yang merasa ada yang tidak beres membuat laporan ke Polsek Helvetia untuk mengusut penyebab kematian adiknya.

Setelah makam Ruslan dibongkar dan dilakukan otopsi, ditemukan sejumlah luka di tubuh korban akibat benda tumpul.

Berdasarkan hasil otopsi tersebut, Tiromsi ditetapkan sebagai tersangka.

BERITA TERKAIT

Meski demikian, motif di balik pembunuhan ini masih dalam penyelidikan.

Ada Dua Dugaan Motif

Haposan mencurigai ada dua kemungkinan motif yaitu perselingkuhan atau masalah harta.

Sahurman, adik korban, juga mengungkapkan, sebelum meninggal Ruslan sempat mencurigai adanya hubungan spesial antara istrinya, Tiromsi, dengan sopir pribadi mereka.

Di sisi lain Ojahan Sinurat, pengacara keluarga korban, berharap agar polisi bisa mengungkap kasus ini dengan jelas, termasuk menangkap seorang terduga pelaku lainnya  yaitu sopir Tiromsi.

"Kami berharap sopir tersebut dapat segera ditangkap sehingga kebenaran kasus ini bisa terungkap sepenuhnya," sebut Ojahan.

Ojahan Sinurat menambahkan ada hal lain yang mencurigakan.

BPJS kesehatan Ruslan tidak dibayar selama hampir sembilan bulan, tapi asuransi jiwa korban diurus pada 6 Maret, beberapa minggu sebelum kematiannya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas