Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kondisi Bayi Dicekoki Obat Penggemuk Badan di Surabaya, Alami Ketidaknormalan Hormon

Babysitter atau pengasuh bayi tersebut cekoki obat keras ke bayi majikannya karena tak mau repot saat menyuapi sang bayi.

Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Endra Kurniawan
zoom-in Kondisi Bayi Dicekoki Obat Penggemuk Badan di Surabaya, Alami Ketidaknormalan Hormon
Instagram/ Linggra Kartika
Video viral kasus babysitter di Surabaya, Jawa Timur, yang kasih obat penggemuk selama 1 tahun hingga balita krisis hormon. 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang babysitter viral setelah mencekoki anak majikannya dengan obat keras penggemuk badan di Surabaya, Jawa Timur.

Babysitter atau pengasuh bayi tersebut cekoki obat keras ke bayi majikannya karena tak mau repot saat menyuapi sang bayi.

Dengan meminum obat tersebut, bayi lebih cepat makan dan pengasuh berinisial NR tersebut tak perlu repot-repot menyuapi dengan durasi yang lama.

Meski berat badan bayi naik, namun bayi tersebut mengalami ketidaknormalan pada hormannya.

Ternyata, bayi yang berinisial EL (2) tersebut dicekoki dexamethasone dan pronicy.

LK, ibu korban pun menceritakan, pelaku mencekoki dua obat tersebut selama satu tahun ke bayinya.

Setelah melewati tes hormon, ternyata sistem hormon pada tubuh bayi keadaannya lebih rendah dari kondisi normal termasuk hormon kortisol pada tubuh bayi.

BERITA REKOMENDASI

Mengutip Suryamalang.com, pelaku mengaku bahwa telah mencekoki bayi hampir tiap hari selama satu tahun.

Dapatkan Obat di Toko Online

Kini, NR pun telah diamankan atas tindakannya tersebut.

NR mengaku, ia memperoleh obat-obatan tersebut dari toko online.

Obat-obatan yang ia peroleh tersebut kemudian disimpan di toples.

Baca juga: Cara Baby Sitter di Surabaya Cekoki Obat Penggemuk ke Balita, Dilakukan Setiap Siang Selama Setahun

"Lama kerja (si NR) sudah 2 tahun. Dia membeli lewat marketplace. Menyimpan obat-obatan itu laci wastafel kamar mandi anak saya," ujar LK.

LK menuturkan, pelaku mencekoki anaknya setelah makan siang.

"Momennya tuh hampir tiap hari. Kebanyakan siang hari setelah makan siang."

"Tujuannya supaya anaknya mau makan dan cepat makannya," ujarnya.

Ditemui di kesempatan berbeda, Direktur Ditreskrimum Polda Jatim, Kombes Farman mengonfirmasi kejadian ini.

Ia menuturkan, pihaknya saat ini tengah menyelidiki kasus yang telah dilaporkan oleh orang tua bayi.

"Iya (terlapor babysitter sudah diamankan)," ujar Farman saat dihubungi, Sabtu (12/10/2024). 

Bayi Rutin Kontrol

LK menceritakan, ia sempat mengecek laci kamar mandi anaknya dan menemukan dua obat-obatan tersebut.

NR, lanjut LK sempat mengaku bahwa obat tersebut merupakan obat untuk menguruskan badan.

"Pelaku membantah awalnya kalau itu obat kurus, tetapi saya bilang ada buktinya semua, dia ngeyel buat dirinya sendiri, dan kok gerusan berarti buat anak Kecil dan akhirnya mengaku," terangnya.

Akibat perbuatan dari NR, LK kini pun harus sering memeriksakan bayinya.

Bahkan, ia tak tahu akan sampai kapan hingga kondisi bayinya pulih.

"Anak saya sekarang memang harus minum obat untuk bisa bergerak, jangka waktunya belum tahu karena dokter menunggu dia bisa menghasilkan hormon kortisol."

"Posisi di rumah sekarang, di RS selama tujuh hari. Kami bawa ke Singapura juga tujuh hari," jelasnya, dikutip dari TribunJatim.com.

Baca juga: Sosok Baby Sitter yang Beri Obat Penggemuk ke Balita Selama Setahun, Ingin Pekerjaan Cepat Selesai

Ia pun berharap, kasus ini bisa menjadi perhatian bagi banyak pihak.

"Harapan saya semoga kasus saya menjadi atensi karena banyak cerita cerita yang masuk ke saya dan mereka enggak tahu harus bagaimana. Saya punya anak tiga dua putra satu putri. Jadi setiap anak ada baby sitter," pungkasnya. 

Obat Keras

Sementara itu, Dosen Farmasi Universitas Surabaya (Ubaya) Steven Victoria Halim menuturkan, dua obat yang diberikan pada bayi ternyata obat keras yang pemakaiannya harus dengan resep dokter.

"Konsultasi dengan dokter perlu segera dilakukan untuk mengatasi gejala yang sudah muncul," ujarnya.

Kepada TribunJatim.com, Dexamethasone merupakan obat yang digunakan untuk mengatasi peradangan akibat infeksi hingga mengatasi mual dan muntah pada pasien yang jalani kemoterapi

Sementara Cyproheptadine yang terkandung pada pronicy berguna untuk mengatasi reaksi alergi.

"Selain itu, obat ini memiliki indikasi diluar label (off-label) untuk meningkatkan nafsu makan pada anak walaupun data yang tersedia masih terbatas," ungkapnya.

Ia menuturkan, obat tersebut akan berefek besar apabila digunakan secara terus-menerus.

"Besarnya efek atau dampak klinis penyalahgunaan kedua obat tersebut di atas ditentukan oleh dosis yang digunakan dan interval penggunaan, serta durasi penggunaan obat tersebut," ujarnya.

Penggunaan obat juga harus dilakukan dengan cara tertentu.

"Untuk dexametasone, penghentian obat untuk mengatasi efek samping setelah penggunaan jangka panjang umumnya membutuhkan pendekatan dengan menurunkan dosis secara bertahap (tappering down) dengan pengawasan tenaga kesehatan," lanjutnya.

Tappering down dilakukan sebagai upaya untuk mencegah terjadinya efek yang tidak dikehendaki akibat penghentian obat secara mendadak (withdrawal effect). 

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Kasus Bayi Dicekoki Obat Deksametason dan Pronicy di Surabaya, Ini Kata Pakar Farmasi Ubaya

(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJatim.com, Sulvi Sofiana)(Suryamalang.com, Sarah Elnyora)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas