Kisah Kesabaran Densi dan Emiliana Merawat Pasien ODGJ di Kabupaten Sikka
Pengalaman empat tahun silam itu menjadi titik awal Densi merawat kelompok-kelompok rentan, termasuk para penderita gangguan jiwa.
Editor: Setya Krisna Sumarga
![Kisah Kesabaran Densi dan Emiliana Merawat Pasien ODGJ di Kabupaten Sikka](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/Densi-dan-Emiliana-Memeriksa-Pasien-ODGJ-di-Sikka.jpg)
Mengacu pada pengalamannya selama ini, Densi berkata, masyarakat masih manaruh stigma negatif bagi penderita gangguan jiwa.
Persoalan ini yang kerap menjadi batu sandungan bagi upaya tenaga kesehatan dalam merawat ODGJ.
“Bahkan stigma itu juga datang dari keluarga kita sendiri,” tandasnya.
Stigma terhadap ODGJ sangat bermacam-macam, kata Densy. Mulai dari keberadaan ODGJ sebagai aib hingga adanya pandangan bahwa penderita gangguan jiwa memalukan keluarga.
“Itu yang kami temukan di lapangan. Saudara-saudara kita yang ODGJ dikucilkan, ditinggalkan dan dilepaskan begitu saja. Mereka didiskriminasi,” kata Densi kesal.
Pengalaman dia saat merawat Dus membuktikan label negatif yang dilekatkan kepada penderita gangguan jiwa.
Saat diketahui menunjukkan gejala gangguan jiwa, Dus dilepaskan berkeliaran dan dibiarkan tinggal di rumah yang agak jauh dari warga lainnya.
Pendekatan Keluarga
Melalui edukasi yang intens, label-label negatif pelan-pelan dihilangkan. Pendekatan berbasis komunitas lewat keluarga menjadi salah satu cara mujarab untuk menghilangkan stigma tersebut.
"Kami melakukan pendataan dan temukan masalah, kami sampaikan ke Puskesmas. Dari Puksesmas turun untuk sama-sama intervensi,"kata Densi.
“Kami periksa dia dan berikan obat. Awalnya kami yang datang hantar obat untuk dia. Obat itu kami bawa dua minggu sekali dan kami observasi sambil edukasi keluarganya. Akhirnya keluarga mulai sadar dan datang sendiri ambil obat di Puskesmas," tambahnya.
Vita Sensus (31), seorang kerabat Dus, terharu dan senang dengan perubahan yang dialami oleh saudaranya itu. Keluarganya pun menerima Dus apa adanya.
“Ketika ibu perawat dan bidan mulai rawat, dia mulai pulih. Akhirnya, beberapa waktu lalu dia cari saudarinya dan tinggal bersama lagi, dia sudah sangat baik sekarang," kata Vita.
Vita bilang, perubahan dalam diri Dus sudah sangat terlihat. Jika dulunya tertutup dan tidak bisa menerima kehadiran orang lain, sekarang dia sudah sehat dan bisa bersosialisasi dengan orang lain.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.