Cerita Korban Erupsi Gunung Lewotobi, Ada Batu Besar Halangi Pintu
Dari data yang diperoleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTT, ada sembilan orang yang tewas dalam bencana ini.
Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), meletus, Minggu (3/11/2024) sekira pukul 23.50 Wita.
Dari data yang diperoleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTT, ada sembilan orang yang tewas dalam bencana ini.
Satu dari sembilan korban yang meninggal adalah seorang Biarawan Katolik SSpS, Nikolin Padjo.
Mengutip TribunFlores.com, ada 70 anak asrama binaan biara SSpS dan puluhan suster diungsikan.
Pemimpin Biara Asrama Putra St Arnoldus Yansen di Boru, Sr Marieta SSpS menceritakan bahwa para suster dan anak asrama dievakuasi saat tengah malam.
"Sekitar 70 anak asrama putra-putri , 4 suster lansia, 13 suster postulan diungsikan. Sebagian sudah dijemput orang tua sebagian masih menunggu jemputan," ucapnya.
Nahas, pemimpin SSpS Boru, Nikolin Padjo tak bisa diselamatkan.
Ada batu yang menghalangi pintu hingga suster tak bisa tertolong.
"Saat evakuasi batu menghalangi pintu sehingga suster tidak dapat tertolong," ungkapnya.
Marieta menceritakan, kejadian ini terjadi tanpa tanda peringatan.
Ia menuturkan, beberapa hari belakangan, aktivitas gunung sudah menurun.
Baca juga: Gunung Lewotobi di Flores Timur Meletus, Biara SSpS dan Asrama Diterjang Batu Besar, Api Berkobar
Namun, tiba-tiba Gunung Lewotobi meletus begitu saja.
"Kami tidak sangka akan terjadi karena beberapa hari ini kan intensitas erupsi menurun sehingga kamipun pikir aman-aman saja, tau-taunya tadi malam dia meletus," ceritanya.
Suster Marieta juga menceritakan bahwa proses evakuasi berlangsung menegangkan.
Anak asrama dan para suster hanya membawa pakaian seadanya.
Hujan abu dan batu pun terjadi sepanjang perjalanan evakuasi.
Bahkan, saat evakuasi, mereka melihat pijaran api yang berjatuhan menghantam rumah hingga pepohonan di sepanjang jalan.
Beruntung, tak ada batu yang mengenai rombongannya.
"Semua kita tanggung dari sini, sejauh ini memang belum ada yang membantu, kita berusaha selamatkan anak-anak hingga menunggu orang tua mereka jemput," tuturnya.
BPBD Tetapkan Status Tanggap Darurat
Status tanggap darurat pun ditetapkan BPBD NTT.
Kepala BPBD NTT, Cornelis Wadu menuturkan, statusnya juga naik, dari siaga darurat ke tanggap darurat.
"Arahan khusus dari Pj Gubernur, kita terus pantau. Siaga dalam rangka, kita naikkan status dari siaga darurat ke tanggap darurat," ujarnya, dikutip dari TribunFlores.com.
Ia menambahkan, Senin pagi ini, tim di lapangan juga tengah melakukan evakuasi.
"Informasi sampai jam ini, korban jiwa ada 9 orang, 8 dewasa dan 1 anak,"
"Itu di beberapa desa ada di Kecamatan Wulanggitang," katanya.
Selain itu, ia juga menuturkan bahwa dukungan logistik terhadap masyarakat yang terdampak juga tengah berjalan.
Cornelis Wadu turut mengimbau kepada masyarakat untuk terus mengikuti arahan dari pemerintah setempat.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunflores.com dengan judul BPBD NTT Tetapkan Status Tanggap Darurat Erupsi Gunung Ile Lewotobi Laki-laki di Flores Timur
(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(Tribun-Flores.com, Irfan Hoi/Nofri Fuka)