Seberapa Ngeri Meletusnya Gunung Lewotobi? Warga: Diawali Hujan hingga Petir lalu Suara Gemuruh
Antonius menceritakan, kejadian bermula ketika hujan turun disertai petir. Lalu tiba-tiba ada suara gemuruh yang sangat keras
Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Tiara Shelavie
Ia memboncengkan anak-anaknya menggunakan motor ke lokasi yang aman.
Kemudian, ia menghubungi keluarganya yang berada di Desa Hikong, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka untuk menjemputnya dan keluarga.
Antonius dan keluarganya yang berjumlah delapan orang kini mengungsi di Desa Hikong.
"Saat mengungsi yang dibawa saya dan keluarga hanyalah dokumen penting dan juga baju," ungkapnya.
Karena hanya membawa baju dan dokumen, ia dan keluarganya membutuhkan bantuan.
"Kita di sini sangat membutuhkan makanan, tikar, masker, dan obat-obatan," imbuhnya.
Antonius menceritakan, rumahnya rusak karena hujan batu.
"Rumah dalam kondisi rusak,"
"Mudah-mudahan pemerintah bisa peduli dengan kondisi rumah yang rusak seperti memberikan terpal,"
"Sehingga saya bisa menutup bagian yang bolong dan menyelamatkan barang-barang yang ada di dalam rumah," ujarnya.
Cerita Warga Lainnya
Erupsi Gunung Lewotobi ini juga merenggut seorang Biarawan Katolik SSpS, Nikolin Padjo.
Baca juga: Detik-detik Meninggalnya Suster Nikolin saat Erupsi Gunung Lewotobi, Kamar Tertimpa Batu Besar
Mengutip TribunFlores.com, ada 70 anak asrama binaan biara SSpS dan puluhan suster diungsikan.
Pemimpin Biara Asrama Putra St Arnoldus Yansen di Boru, Sr Marieta SSpS menceritakan bahwa para suster dan anak asrama dievakuasi saat tengah malam.
"Sekitar 70 anak asrama putra-putri , 4 suster lansia, 13 suster postulan diungsikan. Sebagian sudah dijemput orang tua sebagian masih menunggu jemputan," ucapnya.