Pemanfaatan Teknologi Dorong Kuliner Tradisional Masuk Pasar Nasional
Proses pembuatan keripik ubi yang berasal dari Nagari Sumani, Jorong Kapuah, Kabupaten Solok, telah menggunakan teknologi modern.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Proses pembuatan keripik ubi yang berasal dari Nagari Sumani, Jorong Kapuah, Kabupaten Solok, telah menggunakan teknologi modern.
Usaha keripik ubi ini didirikan oleh kelompok ibu-ibu Jorong Kapuah Nagari Sumani, sebagai upaya untuk memberdayakan ekonomi lokal sekaligus melestarikan resep turun-temurun.
Proses pengolahannya yang sebelumnya masih menggunakan cara tradisional, kini mereka berinovasi dengan peralatan produksi modern.
Salah seorang Influencer asal Sumatera Barat, Jibi, mengungkapkan produksi keripik ubi di Kapuah Sumani menggunakan teknologi modern.
"Saya tidak menyangka bahwa ternyata disinilah lokasi produksi keripik ubi yang sering dikonsumsi oleh masyarakat dari berbagai daerah Sumatera Barat bahkan luar daerah Sumatera Barat," ungkap Jibi melalui keterangan tertulis, Rabu (6/11/2024).
Menurutnya, perubahan proses produksi dari manual ke teknologi modern menjadikan keripik Kapuah Sumani lebih higienis dan berkualitas.
"Inovasi ini menjadikan keripik Sumani lebih bersaing dengan produk nasional lainnya, baik dari segi rasa maupun kemasan," kata Jibi.
Proses produksi keripik ubi kapuah sumani ini menggunakan mesin pembersih dan pengupas ubi singkong.
Lalu alat perajang untuk memotong ubi dengan ukuran dan bentuk yang seragam, serta Mesin Solar Dome Dryer untuk pengeringan.
Inovasi ini memastikan setiap keripik ubi bebas dari polusi karena tidak lagi dijemur di ruang terbuka yang rentan terhadap debu.
Saat ini, terdapat sekitar 25 industri kecil menengah (IKM) di Jorong Kapuah Nagari Sumani yang aktif memproduksi keripik ubi, dengan total produksi mencapai sekitar 85 karung per minggu, dengan berat per karungnya sekitar 20 kg.
Kuliner tradisional ini mampu menembus pasar di luar Sumatera Barat.
Keripik ubi Kapuah Sumani kini hadir di sejumlah kota besar di luar provinsi Sumatera Barat, seperti Bogor, Palembang, Jambi, dan Batam.
Khusus untuk wilayah Batam, permintaan mencapai 30 karung per bulan, menunjukkan minat yang tinggi terhadap produk keripik ubi asli Kapuah, Sumani ini.