5 Fakta Kasus Guru Ringan Tangan di Tasikmalaya Tampar Siswanya, Berawal dari Cekcok
Guru olahraga di sebuah sekolah dasar negeri di Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, menampar muridnya saat jam pelajaran.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Kepada Aam, Eman mengakui bahwa dia memang menampar korban. Tindakan, kata Eman, bisa terjadi karena dia khilaf.
"Pak Eman tidak menyadari nampar, mau nepak tapi si anak nengok, dan memang kejadian ini berawal herey (bercanda) sama temennya, dan kembali akur biasanya dan damai lagi," kata Aam.
3. Eman sudah berulang kali minta maaf
Menurut Aam, Eman telah berulang kali meminta maaf kepada korban dan orang tuanya atas peristiwa penamparan itu.
"Pengakuan Pak Eman di depan saya dan wali kelas 1, kalau tindakan Bapak khilaf dan sudah meminta maaf sebanyak tiga kali, tapi tidak diterima oleh keluarga dan keukeuh mau lapor ke polres," ucap Aam.
Kepala sekolah itu berharap kasus ini cepat rampung karena pihak sekolah sudah berusaha memediasi pelaku dengan korban dan orang tuanya.
Baca juga: Kronologi Siswa Kelas 1 SD Ditampar Guru di Tasikmalaya, Korban Trauma hingga Berujung Lapor Polisi
"Harapan saya ingin segera pulih lagi, karena anaknya kasihan tidak sekolah, dan itu kewajiban kami memberikan pendidikan," kata Aam.
4. Korban mengalami trauma, berhari-hari enggan bersekolah
Lina mengatakan korban mengalami trauma hingga enggan bersekolah.
"Ironilah, merasa tersinggung dan merasa disepelekan juga, anggap enteng dari pihak sekolah. Bahkan anak sampai sekarang tidak mau sekolah," kata Lina kepada wartawan, Jumat, (8/11/2024).
"Sudah 8 hari tak sekolah, dan kemarin sempat mau sekolah itu pun dari hasil bujukan kami dan susah awalnya, tapi sekarang tidak sekolah lagi," tuturnya.
Wali kelas juga sempat diminta agar korban tidak dipertemukan dengan pelaku.
"Ternyata si anak dipertemukan dengan oknum guru bahkan ada videonya, saya juga tahu dari KPAID video itu disebar oleh kepsek," kata Lina.
Keluarga korban pun kecewa karena pihak sekolah yang malah mempertemukan anaknya dengan Eman.
Kata Lina, pelaku telah bertemu dengan korban lalu meminta maaf sambil menanyakan kabar. Momen pertemuan itu direkam oleh kepala sekolah.
"Kejadian pertemuan itu tak ada konfirmasi ke kami dan ga ada izin, padahal jangan bahas problem kemarin. Bahkan saya sempat tanya ke anak, takut ga ketemu (guru), dia bilang takut sampai gemetar," kata Lina.