Cerita Giri Pegawai yang Banting Setir Jadi Petani, Tanam Sawit Secara Otodidak
Tapi justru profesi inilah yang akhirnya membawa keberkahan bagi kehidupan Giri dan keluarga.
Penulis: willy Widianto
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dilema antara meneruskan karir atau berwiraswasta sempat dirasakan Agus Sugiri.
Namun akhirnya pria kelahiran Surabaya 43 tahun lalu tersebut mantap pada pilihannya untuk melakoni profesi baru sebagai petani.
“Awalnya saya karyawan sebuah perusahaan di Gresik sejak tahun 1999. Tahun 2009 kebetulan saya dipindah tugaskan oleh perusahaan ke Kalimantan Tengah. Tapi di tahun 2012 akhirnya saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari perusahaan tempat saya bekerja. Waktu itu saya melihat ada potensi di bidang pertanian, khususnya kelapa sawit. Akhirnya saya mulai merintis karier sebagai petani sawit. Kebetulan sejak bermukim di Kalimantan Tengah, saya banyak belajar soal sawit juga,” kata pria yang akrab disapa Giri ini, Selasa(12/11/2024).
Petani sebenarnya bukan cita-cita Giri sejak dini.
Tapi justru profesi inilah yang akhirnya membawa keberkahan bagi kehidupan Giri dan keluarga.
Tak hanya itu, Giri pun sukses menjadi inspirasi bagi petani lain di sekitarnya.
Sejak memutuskan jadi petani tahun 2012, keseharian Giri pun berubah.
Setiap hari ia habiskan waktu di ladang sawit miliknya. Giri mengaku mempelajari seluk-beluk menanam dan memelihara sawit secara otodidak.
“Setiap hari saya kerja di ladang, saya menanam dan merawat sendiri. Terus saya panen dan dapat buah sawit, semua saya lakukan sendiri. Satu yang saya pelajari saat jadi petani, untuk mendapatkan hasil panen maksimal, kita harus menggunakan produk pupuk yang bagus,” kata Giri.
Bahkan sebelum memulai merintis profesi baru sebagai petani sawit, sejak tahun 2010 Giri sudah familiar dengan produk pupuk unggulan dari PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim).
Ditambah lagi, untuk wilayah Kalimantan yang memang menjadi wilayah tanggung jawab Pupuk Kaltim, pupuk bisa dengan mudah diakses dan terjangkau oleh petani seperti Giri.
Usaha ladang sawit milik Giri di Kumai, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah pun terus berkembang dengan dukungan produk Pupuk Kaltim.
Karena sudah merasakan langsung efektivitas dan keunggulan produk Pupuk Kaltim, Giri pun semakin membuka diri untuk berbagi pengalaman dengan sesama petani sembari “berguru” bersama petugas-petugas lapangan Pupuk Kaltim.
Sampai akhirnya ia tertarik bergabung dengan program Agrosolution yang sejak 2021 berevolusi menjadi program MAKMUR.
“Program ini bagus sekali karena petugas dari Pupuk Kaltim bisa langsung turun ke lapangan untuk mengedukasi petani seperti saya dan petani-petani yang sudah menjadi binaan saya juga. Dari pengecekan tanah, daun, sampai cara penggunaan pupuk yang tepat. Kapanpun kami petani membutuhkan masukan dari tim Agrosolution Pupuk Kaltim, mereka dengan sangat cepat menanggapi,” kata Giri.
Lewat program MAKMUR dan Agrosolution, Pupuk Kaltim menciptakan ekosistem pertanian mandiri yang meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani.
Program ini fokus pada pemberdayaan petani dengan melakukan pendampingan intensif dan sarana produksi, membantu akses permodalan dan perlindungan risiko pertanian serta jaminan pasar untuk hasil pertanian.
Bersama tim Pupuk Kalimantan Timur, kini Giri aktif melakukan rangkaian penyuluhan dan pendampingan kepada sekitar 37 kios binaan di 51 kecamatan di wilayahnya dibantu juru kunci Program Agrosolution Staff Agronomis Sandy Anggara Putra dalam Budidaya Tanaman Perkebunan maupun Product Knowledge.
Hasilnya, petani binaannya bisa semakin berkembang dalam mengelola lahan pertaniannya.
“Petani di sini juga lebih percaya karena yang mendampingi langsung petugas dari Pupuk Kaltimnya. Semua informasi yang disampaikan juga sangat bermanfaat. Setiap dua bulan sekali juga saya selalu berkomunikasi dengan setiap petani binaan untuk mengetahui perkembangan mereka,” lanjut Giri yang berharap akan semakin banyak generasi muda yang merambah profesi menjadi petani di masa depan.
“Petani itu adalah kunci kemakmuran negeri. Kita punya lahan, punya tanaman, tapi kalau tidak ada petani, tidak mungkin,” pungkasnya.
Sementara itu, Direktur Utama Pupuk Kaltim, Budi Wahju Soesilo, bersyukur karena kehadiran program Agrosolution dan MAKMUR bisa benar-benar membawa kemajuan yang nyata di kalangan petani.
Sejak awal, Pupuk Kaltim berkomitmen mendukung peningkatan produktivitas petani melalui edukasi dan pendampingan.
"Alhamdulillah, hingga November 2024, program MAKMUR dan Agrosolution telah mencakup 12.000 hektar lahan dengan 2.000 petani, termasuk Pak Giri dan binaannya wilayah Kalimantan Barat Perbatasan 3.000 hektar lahan, Kalimantan Tengah 9.000 hektar lahan yang terdaftar dalam aplikasi Ifarms di program Agrosolution PT Pupuk Kalimantan Timur serta memiliki drop point di 20 titik di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur, Seruyan dan Sukamara, Kalimantan Tengah," kata Budi.
Baca juga: Menko Airlangga Dorong Limbah Kelapa Sawit Disulap Jadi Sumber Energi Alternatif
"Kedepannya, kami berharap akan semakin banyak petani yang merasakan manfaat program Agrosolution PT Pupuk Kalimantan timur ini, meningkatkan produktivitas lahan dengan pupuk tepat guna, serta mewujudkan pertanian mandiri,” tutup Budi.