Dampak Erupsi Gunung Lewotobi, Hotel dan Tour di Labuan Bajo Rugi Miliaran Rupiah
Kerugian tersebut disebabkan penutupan Bandara Internasional Komodo dalam beberapa hari ini yang terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Lewotobi.
Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Dampak letusan Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) juga dirasakan hingga ke Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat.
Hotel dan tour operator merugi miliaran rupiah.
Kerugian tersebut, disebabkan penutupan Bandara Internasional Komodo dalam beberapa hari ini yang terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Lewotobi.
Indira Puliraja, Marcom and PR Manager Meruorah Komodo Labuan Bajo, mengatakan penutupan Bandara Komodo ini sangat berdampak pada operasional hotel.
Lebih dari 200 kamar di Hotel Meruorah terpaksa dibatalkan dan pihak hotel mengalami kerugian hingga Rp1,4 miliar.
"Dampaknya terlihat dari penurunan jumlah tamu yang menginap dan gangguan dalam pemesanan kamar yang sudah terjadwal," ujar Indira, dikutip dari TribunFlores.com.
Tak hanya itu, di hotel juga banyak tamu yang tertahan lantaran tak adanya penerbangan.
"Kami memberikan mereka special rate sebagai bentuk kompensasi dalam kondisi force majeure ini,"
"Selain itu, kami juga menawarkan alternatif transportasi melalui jalur laut bagi tamu yang ingin segera meninggalkan Labuan Bajo," ungkapnya.
Hal serupa dirasakan oleh Sudamala Komodo Resort.
Di Sudamala Komodo Resort, ada 20 tamu domesti dan 48 wisatawan asing yang tertahan di hotel karena aktivitas penerbangan yang berhenti.
Baca juga: Seharian di Posko Pengungsi Erupsi Lewotobi: Wapres Gibran Bahas Relokasi hingga Temui Bayi Gibran
Owner Representatif Sudamala Komodo Resort, Robertus Hormat, menuturkan pihaknya alami kerugian Rp900 juta.
"Pada hari Selasa 12 November saja kami mengalami kerugian hingga Rp900 juta," ujarnya.
Pihak Hotel Sudamala juga sudah menyediakan transportasi laut menuju Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Sebagian tamu kami layani melalui jalur laut untuk bisa keluar dari Labuan Bajo, namun sebagian lagi masih tertahan di Hotel," kata Robertus.
Tertahannya banyak wisatawan karena penutupan Bandara Komodi ini dibenarkan Pelaksana tugas Direktur Badan Pelaksana Otoritas Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Fransiskus Teguh.
BPOLBF merilis sejak ditutupnya Bandara Komodo, hotel-hotel di Labuan Bajo mengalami pembatalan pesanan kamar berkisar 77-606 room per-malam akibat dampak erupsi.
"Hotel-hotel juga tidak mengalami kenaikan harga, beberapa hotel bahkan memberikan special rate bagi para wisatawan terdampak seperti diskon hingga 30 persen," jelasnya.
Ia menuturkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak untuk mencari solusi terbaik, termasuk mitigasi yang akan membantu meminimalisir dampak ekonomi bagi pelaku usaha pariwisata.
"Kita semua tentu berharap kondisi segera pulih dan aktivitas wisata dapat berjalan kembali dan bersama-sama bisa membangun kembali kepercayaan wisatawan untuk datang berkunjung ke Labuan Bajo Flores,"
"Keprihatinan dan duka yang mendalam akan terjadinya bencana. Semoga upaya penyelamatan korban dapat segera dilakukan dengan dukungan kerjasama semua pihak. Mari kita jalin solidaritas melalui aksi kemanusiaan dan upaya tanggap darurat dan pemulihan," tandasnya.
Gunung Lewotobi Kembali Erupsi
Gunung Lewotobi Laki-laki kembali erupsi, Jumat (15/11/2024) pukul 18.26 Wita.
Tinggi kolom abu teramati kurang lebih 2.500 di atas puncak.
Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMG) diketahui telah memperluas zona bahaya erupsi menjadi sembilan kilometer.
Mengutip TribunFlores.com, saat ini Gunung Lewotobi berada pada status level Awas.
Baca juga: Wapres Gibran Tekankan Utamakan Dialog dalam Relokasi Hunian Warga Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi
Masyarakat di sekitar gunung tidak diperbolehkan melakukan aktivitas apapun dalam radius 7 kilometer dari pusat erupsi serta sektoral 9 kilometer pada arah Barat Daya-Barat Laut.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunflores.com dengan judul Hotel dan Tour Operator di Labuan Bajo Rugi Miliaran Rupiah Imbas Penutupan Bandara Komodo NTT
(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunFlores.com, Berto Kalu)