Misteri Siswa SMK Tewas Ditembak Polisi di Semarang, Prarekonstruksi dan Saksi Ungkap Kronologis
Polisi menggelar prarekonstruksi kasus penembakan yang menewaskan pelajar SMKN 4 Semarang, Jawa Tengah, GRO (16).
Editor: Adi Suhendi
Terpisah, Reza (21), karyawan minimarket di Jalan Candi Penataran, menyatakan polisi mendatangi tokonya dua kali untuk mengambil rekaman CCTV, yakni pada Minggu (24/11/2024) pagi dan Senin (25/11/2024).
"Saya sempat melihat video tersebut hanya selama 20 detik," katanya.
Menurutnya, rekaman tersebut menunjukkan seorang pria menaiki motor matik, turun di tengah jalan depan minimarket tempatnya bekarja.
Lantas pria tersebut mengadang beberapa orang yang lewat sambil membawa celurit.
"Kalau tawuran tidak ada. Hanya pria yang menghadang orang lewat," ucapnya.
Reza mengaku tidak mengetahui detail peristiwa penembakan.
"Kalau rekaman (polisi tembak tersangka tawuran), saya tidak tahu, bukan otorisasi saya menjawab," ujarnya.
Seorang satpam di perumahan Paramount mengatakan tak ada tawuran di sekitar lokasi pada malam kejadian.
"Tidak ada tawuran. Temanku yang jaga malam memastikan itu juga tidak ada tawuran."
"Kalau ada tawuran kami pasti tahu dan buat laporan (ke atasan)" ungkap satpam tersebut yang enggan disebutkan identitasnya, seperti diberitakan TribunJateng.com.
Korban Anak Berprestasi
Selanjutnya, pihak sekolah juga meragukan bahwa korban adalah anggota gangster seperti yang disampaikan kepolisian.
"Kalau korban tergabung gangster kami tidak tahu. Namun, rekam jejak mereka (korban) itu baik dan berprestasi. Jadi dihubungkan ke gangster kesimpulan kami ya tidak," kata staf kesiswaan SMK N 4 Semarang, Nanang Agus B.
Sementara itu, teman korban juga tidak percaya dengan tudingan polisi bahwa GRO adalah anggota gangster.
"Dia (korban) orangnya baik tidak bersikap aneh-aneh," kata sahabat korban, Akbar Deni Saputra, saat bertakziah ke rumah nenek korban di Kembangarum, Semarang Barat, Senin, masih dari TribunJateng.com.