Keluarga Siswa SMK Tewas Ditembak Polisi Tuntut Aipda Robig Dipecat, Kapolrestabes Semarang Dipindah
Kasus siswa SMK tewas ditembak polisi, keluarga korban minta pelaku penembakan Aipda Robig dipecat dan atasannya Kapolrestabes Semarang dipindah.
Penulis: Theresia Felisiani
Bahkan, menurutnya kedua korban lainnya yang berinisial S dna A sudah tidak lagi mendapat perawatan di rumah sakit.
"Kondisinya saat ini, kemarin sudah periksa dan sehat kondisinya, ya ada bekas luka, masih dalam kondisi sakit, tapi mereka bersedia dimintai keterangan," ungkapnya kepada TribunSolo.com, Jumat (29/11/2024).
"Tidak dalam perawatan di rumah sakit, ada di keluarganya," tambahnya.
2. Korban Kaget
Menurutnya, kedua korban yang selamat sempat merasa kaget dengan apa yang telah dialami keduanya.
Namun, apakah kondisi keduanya masih syok atau tidak, pihaknya masih menunggu pemeriksaan dari dokter psikolog.
"Ya itu nanti yang bisa menjelaskan dari psikologi, yang pasti bersangkutan kaget dengan peristiwa tersebut dan ada bekas luka," ujarnya.
Kejanggalan Kasus Polisi Tembak Mati Siswa SMK Versi Keluarga Korban
Diah Pitasari juga mengungkapkan kejanggalan yang dilakukan polisi dalam mengusut kasus ini.
Salah satu yang dinilai tidak beres oleh Diah adalah terlambatnya informasi dari polisi soal kematian keponakannya.
Ia mengatakan, berdasarkan pemberitaan, korban meninggal dunia pada Minggu 24, November 2024 pukul 02.00 WIB.
Namun, keluarga baru dikabari bahwa GRO tewas pada siang harinya, pukul 12.27 WIB.
"Kita belum tahu, kita yang tidak terima, Gamma disebut gangster itu lho, janggalnya sampai kita menerima berita kok lama sekali, kalau di berita Gamma meninggal jam 02.00 WIB, kita menerima berita 12.27 WIB siang," katanya.
"Itu pun pas di kamar jenazah, Gamma sudah dikain kafani, hanya dibuka wajahnya, kita diminta memastikan itu Gamma, tidak lihat tubuh," sambungnya.
Baca juga: Pilu, Siswa SMK Korban Penembakan Polisi di Semarang Datang ke Mimpi Sang Ayah Setiap Hari