Kasus Penembakan Rudi S Gani Disorot Hotman Paris dan Advokat Senior Sulsel, Pelaku Belum Terungkap
Pelaku penembakan Rudi S Gani belum ditangkap. Kasus ini mendapat sorotan dari Hotman Paris dan advokat senior Sulsel, Dr M Ramli Haba.
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Polda Sulawesi Selatan (Sulsel) membentuk tim khusus untuk mengungkap kasus penembakan terhadap pengacara Rudi S. Gani (49) yang terjadi pada Selasa (31/12/2024) pukul 22.30 Wita.
Rudi S. Gani tewas ditembak saat makan malam bersama keluarga istrinya di Bone, Sulsel.
Hingga kini, identitas pelaku belum terungkap dan keberadaannya tak diketahui.
Kasus ini mendapat sorotan dari pengacara kondang, Hotman Paris Hutapea.
Pria berusia 65 tahun itu meminta Kapolda Sulsel, Irjen Yudiawan dan Kapolres Bone, AKBP Erwin Syah untuk segera menangkap pelaku.
Hal itu ditulis di akun Instagramnya @hotmanparisofficial pada Kamis (2/1/2025).
"Halo Kapolda Sulsel dan Kapolres Bone, Ayok tangkap pelaku," tulisnya.
Sementara itu, Advokat senior Sulsel, Dr M Ramli Haba SH MH (68), menyatakan kasus penembakan terhadap pengacara baru pertama kali terjadi di Sulsel.
“Saya sudah lebih 40 tahun beracara. Seingat saya, ini kasus pertama pengacara Sulsel ditembak di rumahnya,” tuturnya, Kamis (2/1/2024).
Ia menambahkan profesi pengacara sering mendapat tekanan secara fisik maupun verbal.
Namun untuk kasus ditembak mati baru kali ini terjadi dan kasusnya belum terungkap.
Baca juga: Trauma Warga Lappariaja usai Penembakan Pengacara Rudi S Gani
Ia meminta petugas kepolisian bekerja secara profesional dan memberi atensi khusus untuk kasus ini.
“Bagi kami kalangan pengacara, insiden ini adalah misteri dan teror, hingga terungkap, dan polisi adalah instrumen penentu awal,” lanjutnya.
Ramli Haba mengaku mengenal korban yang baru lima tahun mendapat kartu tanda pengenal advokat (KTPA).
Selama ini, korban dikenal sebagai sosok pemberani dan cepat belajar.
Ia sempat berpesan ke korban beberapa tahun lalu agar mengedepankan prosedur dan etika.
“Saya selalu sampaikan, berperkara itu bukan mencari lawan, tapi menegakkan hukum dengan berkawan dengan siapa saja."
"Kata lawan itu hanya di ruang sidang, di luar ruang sidang kita berupaya berkawan.” pungkasnya.
Baca juga: Karier Politik Rudi S Gani Pengacara yang Tewas Ditembak di Bone, Sempat Jadi Kader Gerindra
Hasil Autopsi
Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Pol. Didik Supranoto, menyatakan jarak pelaku penembakan dengan korban kurang lebih 20 meter.
“Hasil autopsi korban mengalami luka tembak di bagian muka bawah mata kanan,” bebernya, Kamis (2/1/2025).
Peluru menembus tulang leher korban dan mengakibatkan kematian.
Petugas telah mengeluarkan peluru dari jasad korban untuk diselidiki tim Labfor.
“Proyektil dibawa ke Labfor dan pihak Labfor menyatakan peluru itu merupakan peluru senapan angin, bukan senjata api.”
“Peluru tersebut kaliber 8 milimeter, sekarang masih dalam penyelidikan," imbuhnya.
Dugaan sementara, senapan angin yang digunakan pelaku berjenis Pre-Charged Pneumatic (PCP) atau tabung angin semiotomatik.
Baca juga: 5 Fakta Penembakan yang Tewaskan Pengacara Rudi S Gani di Bone: Jenis Peluru hingga Hasil Autopsi
Senapan angin tersebut dijual bebas secara online dan umumnya digunakan untuk menembak satwa.
Pelurunya bermaterial tembaga alumunium dengan ukuran pellet terbilang besar kaliber 8 milimeter.
Penyelidikan kasus ini masih dilakukan dengan memeriksa sejumlah saksi dan mengamankan rekaman CCTV.
Kesaksian Kades dan Keluarga
Kepala desa setempat, Mansyur Mochtar, mengatakan penerangan di jalan desanya hanya mengandalkan lampu teras rumah warga.
"Gelap memang di lokasi kejadian tidak ada penerangan," ucapnya, Jumat (3/1/2025).
Meski penerangan kurang memadai, namun kondisi jalan mulus sehingga pelaku dapat langsung melarikan diri.
"Jarak rumah korban dengan lampu penerangan ada satu kilometer lebih baru ada penerangan," terangnya.
Baca juga: Diduga Pembunuhan Berencana, Pengacara Rudi S Gani Sempat Curhat ke Kakak soal Kasus yang Ditangani
Menurutnya, kasus penembakan seperti itu baru pertama kali ini terjadi di Desa Pattukku Limpoe.
Sementara itu, keluarga korban, Haslina (34), menyatakan penembakan terjadi saat anggota keluarganya makan dengan posisi melingkar.
Haslina yang duduk tepat di depan korban kaget ketika mendengar suara ledakan.
"Iya, ada saya dengar suara ledakan menggema satu kali sebelum almarhum jatuh tersungkur," jelasnya.
Suara tembakan tersebut terdengar jelas meski keluarga sedang memutar musik di dalam rumah.
"Bukan suara petasan, karena belum adapi kasih nyalai petasan itu, hanya bunyi musik ji saja. Dan kami juga semuanya mendengar bunyi ledakan tapi hanya satu kali," tandasnya.
Haslina mengaku baru mengetahui Rudi tewas ditembak saat dievakuasi ke puskesmas terdekat.
Baca juga: Kepribadian Rudi S Gani, Pengacara yang Tewas Ditembak saat Malam Tahun Baru di Bone Sulsel
"Ada darahnya tapi kita kira pecah pembuluh darah, pas dibawa ke puskesmas baru ditahu kalau ternyata ditembak," katanya.
Hal senada diungkapkan istri korban, Maryam yang juga mendengar suara ledakan.
"Saya sedang makan, tiba-tiba ada suara letusan. Suami saya langsung jatuh, dan ada darah di keningnya," ungkap Maryam, Rabu (1/1/2025).
Sebelum terdengar suara letusan, ia sempat melihat sebuah mobil terparkir di depan rumah.
Kondisi mesin mobil tetap menyala meski berhenti.
"Ada pria yang turun dari mobil, tapi saya tidak bisa lihat jelas wajahnya," jelasnya.
Sebagian artikel telah tayang di TribunTimur.com dengan judul Kesaksian Kepala Desa Soal Kondisi Sekitar Rumah Rudi di Bone, Pantas Aksi Penembak Berjalan Mulus
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunTimur.com/Wahdaniar)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.