Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Detik-detik Anak Mutilasi Ayah di Jember, Tetangga Tidak Berani Keluar Rumah

Setelah menghabisi nyawa ayahnya, pelaku pergi dan mondar-mandir di jalanan meninggalkan tubuh korban

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Detik-detik Anak Mutilasi Ayah di Jember, Tetangga Tidak Berani Keluar Rumah
TRIBUNJATIMTIMUR.COM/ Imam Nawawi
SAKSI KASUS PEMBUNUHAN : Edi Siswanto, tetangga korban usai dimintai keterangan oleh penyidik di Polsek Puger Jember, Jawa Timur terkait kasus mutilasi Jember, Senin (27/1/2025). Ia dijadikan saksi karena melihat detik-detik anak penggal leher ayah kandung di Dusun Jadukan Desa Mojosari Kecamatan Puger Jember Jawa Timur, Senin (27/1/2025) dini hari 

TRIBUNNEWS.COM, JEMBER - Terungkap kasus seorang anak membunuh ayahnya sendiri secara sadis hingga memutilasi dengan memenggal kepala korban rupanya disaksikan oleh beberapa saksi.

Sejumlah tetangga korban melihat langsung eksekusi karena kekerasan maut itu terjadi di luar rumah di Dusun Jadukan Desa Mojosari Jember, Jawa Timur itu.

Edi Siswanto, tetangga korban, mengaku menyaksikan detik-detik Akbar (19) memenggal leher ayahnya bernama Zainal Arifin alias Haji Jaenuri (60), Senin (27/1/2025) dini hari.

Dia mengaku mendengar suara teriakan pada pukul 00.00 WIB dari luar rumah.

Edi mengira awalnya teriakan itu berasal dari orang gila

"Akhirnya saya coba lihat dari balik kelambu jendela rumah saya di depan. Saya kira orang gila, ternyata tetangga saya, tepat di depan rumah saya, kira-kira jaraknya 10 meter dari rumah saya," ujarnya, Selasa (28/1/2025).

Edi ingat betul, pelaku menghabisi nyawa korban secara kejam.

Baca juga: Anak Bunuh Ayah di Jember: Pelaku Sempat Memukul Korban, Tatapan Matanya Kosong

Berita Rekomendasi

Sebab anak ini berkali kali membacokan benda tajam di leher ayah kandungnya.

"Kayak di rajang-rajang. Cuma pakai apa, saya kurang tahu soalnya penerangannya kurang jelas," ulasnya usai dimintai keterangan penyidik di Polsek Puger.

Selain itu, kata dia, jumlah bacokannya tidak bisa terhitung karena pelaku mengayunkan senjata tajam di leher korban cukup lama, kurang lebih lima menitan.

"Pokoknya cukup lama, ada mungkin lima menit, soalnya dibacok terus gitu. Saya pikir itu orang gila kok," kata Edi sambil menggerakkan tangan kanannya saat mengingat tindakan pelaku.

Edi mengaku saat melihat insiden tersebut, tidak berani keluar rumah dan menolong korban. Karena ketika pembunuhan terjadi kondisinya memang sepi.

"Takut saya yang mau keluar rumah, apalagi kan saya pendatang. Saat itu orang lain belum ada yang tahu, yang tahu hanya anak dan istri saya, karena saya bangunin," paparnya.

Edi mengungkapkan, setelah menghabisi nyawa ayahnya, pelaku pergi dan mondar-mandiri di jalanan meninggalkan tubuh korban.

Halaman
12
Sumber: Surya Malang
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

Wiki Terkait

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas