5 Juni 1967: Serangan Israel Mengawali Perang 6 Hari, Begini Jalannya Pertempuran
Salah satu kisah perang paling terkenal dalam sejarah dunia adalah Perang Enam Hari antara Israel melawan Mesir, Jordania, dan Suriah.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM - Salah satu kisah perang paling terkenal dalam sejarah dunia adalah Perang Enam Hari antara Israel melawan Mesir, Jordania, dan Suriah.
Perang Enam Hari dimulai pada 5 Juni 1967 dengan serangan udara mendadak Israel yang mengakibatkan ratusan pesawat tempur AU Mesir hancur.
Di saat yang sama Israel juga menggelar serangan darat ke Jalur Gaza dan Semenanjung Sinai.
Mesir yang tak menduga serangan mendadak itu kelabakan dan terpaksa mundur dari Sinai sehingga pasukan Israel menduduki semenanjung itu.
Mesir kemudian menyeret Jordania dan Suriah ke dalam perang. Namun, serangan balasan Israel membuat negeri itu merebut Jerusalem Timur dan Tepi Barat dari Jordania serta dataran tinggi Golan dari Suriah.
Pada 11 Juni 1967, gencatan senjata diteken. Saat perang berakhir korban tewas di pihak Mesir, Jordania, dan Suriah mencapai hampir 20.000 orang. Sedangkan Israel hanya kehilangan kurang dari 1.000 tentara saja.
Perang ini dipicu dengan penumpukan pasukan negara-negara Arab di perbatasan Israel sebagai persiapan perang melawan negeri Yahudi itu.
Pada 27 mei 1967, Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser mengatakan, tujuan utama negara-negara Arab adalah menghancurkan Israel.
Mesir kemudian menekan pakta aliansi dengan Jordania pada akhir Mei yang isinya kedua negara akan memberi bantuan jika salah satu dari mereka diserang Israel.
Penandatanganan kesepakatan aliansi Mesir dan Jordania ini di mata Israel jelas merupakan sebuah pernyataan perang.
Melihat kondisi ini Israel tak tinggal diam. Angkatan udara negeri itu melatih para pilot dan kru daratnya dengan keras sehingga satu pesawat bisa digunakan untuk empat kali sortie sehari.
Sementara, biasanya angkatan-angkatan udara negara-negara Arab hanya melakuan satu atau dua sortie per hari.
Selain itu, para pilot tempur Israel juga berlatih ekstensif menembak target dan menghapal semua detil informasi soal AU Mesir.
Hasilnya, AU Israel (AU) bisa mengerahkan gelombang serangan nyaris tanpa henti ke pangkalan-pangkalan udara mesir di hari pertama perang.