5 Juni 1967: Serangan Israel Mengawali Perang 6 Hari, Begini Jalannya Pertempuran
Salah satu kisah perang paling terkenal dalam sejarah dunia adalah Perang Enam Hari antara Israel melawan Mesir, Jordania, dan Suriah.
Editor: Malvyandie Haryadi
Sebenarnya gelombang jet-jet tempur Israel ini tertangkap radar Jordania yang kemudian mengirimkan kode " perang" ke rantai komando militer Mesir.
Namun, masalah komunikasi dan komando dalam angkatan bersenjata Mesir mengakibatkan pesan penting itu tak terkirim ke pangkalan-pangkalan udaranya.
Akibat masalah ini, jet-jet tempur Israel leluasa menghancurkan landasan pacu dan jet-jet tempur AU Mesir. Hanya empat jet tempur Mesir yang bisa mengudara saat serangan berlangsung.
Di akhir hari pertama perang, sebanyak 336 pesawat militer Mesir hancur dan 100 pilot tewas, tetapi angka ini dibantah pihak Mesir.
Di antara pesawat-pesawat yang hancur itu terdapat 30 pesawat pengebom Tu-16, 27 pesawat pengebom Il-28, 12 pengebom tempur Su-7, lebih dari 90 MiG-21, MiG-19, dan 25 MiG-17 serta 32 jenis pesawat angkut dan helikopter segala jenis.
Sementara pihak Israel hanya kehilangan 19 pesawat, dua hancur dalam pertarungan di udara dan sisanya terkena artileri anti-serangan udara.
Kesuksesan serangan ini menjamin superioritas Israel di udara di sepanjang perang selama enam hari itu.
Sementara di darat, pada 5 Juni 1967 pukul 07.50, tiga brigade lapis baja Israel yang dipimpin Mayor Jenderal Tal melintasi perbatasanMesir di dua titik yaitu Nahal Oz dan Khan Younis.
Pasukan Israel ini melintasi perbatasan dengan diam-diam dan menahan tembakan selama mungkin untuk menjaga efek kejutan dari serangan tersebut.
Tembakan pertama dilepaskan di "Celah Rafah" sebuah daerah yang membentang sepanjang 11 kilometer yang dilintasi tiga jalan utama di Sinai yang menuju kota El-Qantarah el-Sharqiyya dan Terusan Suez.
Tempat itu dipertahankan empat divisi tentara Mesir dan dilengkapi dengan ladang ranjau, bunker bersenjata, bunker bawah tanah, senjata tersembunyi, dan parit.
Kondisi semakin sulit karena medan di kedua sisi "Celah Rafah" ini nyaris tak mungkin dilalui. Sehingga Israel berencana untuk mengosentrasikan pasukan untuk menyerang tentara Mesir di titik tertentu.
Mayjen Tal kemudian memerintahkan Brigade Lapis Baja ke-7 untuk menjepit Khan Younis dari utara dan Brigade Lapis Baja ke-60 maju dari sisi selatan.
Nantinya, kedua brigade lapis baja itu akan bertemu dan mengepung Khan Younis sementara pasukan payung akan diterjunkan untuk merebut Rafah.