Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penjelasan PVMBG Terkait Gunung Soputan dan Gamalama yang Meletus Setelah Gempa Palu

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Kasbani mengatakan tidak ada hubungan antara aktivitas gunung api dengan gempa di Palu.

Editor: Sri Juliati
zoom-in Penjelasan PVMBG Terkait Gunung Soputan dan Gamalama yang Meletus Setelah Gempa Palu
bmkg.go.id
Gunung Soputan di Minahasa Tenggara masih mengeluarkan asap kawah bercampur debu vulkanik tipis mengarah ke Barat Daya pada Kamis (4/10/2018) sekitar pukul 07.45 Wita. 

TRIBUNNEWS.COM - Beberapa gunung api di Indonesia kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya.

Mulai Gunung Soputan di Sulawesi Utara, Gunung Anak Krakatau, dan terbaru Gunung Gamalama di Maluku Utara yang meletus pada Kamis (4/10/2018).

Kembali aktifnya gunung berapi ini terjadi setelah gempa dan tsunami melanda Sulawesi Tengah.

Dari fenomena tersebut, mungkin banyak dari kita yang bertanya-tanya apakah ada hubungannya fenomena di Palu dengan geliat gunung api di Indonesia?

Apakah letusan gunung api satu akan memicu letusan lainnya?

Menjawab pertanyaan itu, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kasbani mengatakan tidak ada hubungan antara aktivitas gunung api dengan gempa di Palu, Sulawesi Tengah.

"Enggak ada. Gempa bumi terjadi di Donggala-Sulawesi Tengah, sementara aktivitas gunung api ada di tempat lain yang jauh."

Berita Rekomendasi

"Gunung Colo yang ada di Pulau Una-una (Sulawesi Tengah) itu yang paling dekat (dengan Palu) saja tidak terpengaruh kok," kata Kasbani dihubungi Kompas.com, Kamis (10/4/2018).

Kasbani berkata, Gunung Soputan yang erupsi sejak Rabu (3/10/2018) dan masih terus berlangsung sampai Kamis (4/10/2018) sebenarnya sudah menunjukkan aktivitas sejak Juli 2018.

Ini berarti aktivitas terjadi jauh sebelum gempa Palu dan Lombok.

Lantas, ada apa dengan gunung api di Indonesia?

Kasbani menjelaskan, gunung api yang erupsi baru-baru ini, sudah menunjukkan peningkatan aktivitas, yakni level II, level III, atau level IV, lebih dulu sebelum terjadi gempa di Lombok dan Palu.

"Aktivitas gunung itu memang sudah di atas normal sebelum gempa," ujarnya.

Hal yang sama juga disampaikan ahli vulkanologi Surono.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas