Akhirnya Terungkap Bagian Tubuh yang Tak Berubah Selama di Luar Angkasa
Jangan salah sob, berada di luar angkasa itu bisa menimbulkan efek aneh dan kadang berbahaya bagi tubuh.
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM - Pernah punya pikiran kalau berada di luar angaksa yang gravitasinya beda dari Bumi itu asik karena bisa melayang-layang bebas?
Jangan salah sob, berada di luar angkasa itu bisa menimbulkan efek aneh dan kadang berbahaya bagi tubuh.
Bahkan di penelitian sebelumnya menemukan ada beberapa organ tubuh yang berubah saat berada di luar angkasa.
Penelitian telah menunjukkan bahwa tubuh manusia akan kehilangan kepadatan tulang saat di ruang angkasa, risiko kanker meningkat (karena radiasi Matahari), dan lebih banyak cairan mengalir ke kepala (salah satu efek dari mikrogravitasi).
Namun kini para ahli telah mengungkap bahwa ada satu bagian yang nggak terpengaruh oleh mikrogravitasi, dan itu merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh manusia.
Baca: Ekspedisi 58 ISS Siap Jelajahi Luar Angkasa Selama 6 Bulan
Hal ini diketahui setelah ahli menganalisis sampel darah dari 23 astronotStasiun Luar Angkasa (ISS) yang selama enam bulan - sebelum, selama, dan setelah mereka berada di ISS.
Dalam laporan yang terbit di Journal of Applied Physiology, ahli menemukan bahwa sistem kekebalan sel B pada awak yang beberapa bulan di ruang angkasa nggak berubah.
Sel B merupakan bagian dari sel darah putih yang bertugas memproduksi antibodi untuk melawan infeksi. Ini merupakan kabar bagus, karena manusia harus melindungi diri dari bakteri dan virus selama di luar angkasa.
Ini juga menunjukkan bahwa vaksinasi efektif dalam ruang angkasa, meski masih ada banyak variable yang patut dipertimbangkan.
Dengan hadirnya temuan ini, manusia kini bisa tahu bagaimana sistem kekebalan tubuh bekerja di ruang angkasa.
Tim ahli pun berharap akan ada penelitian lebih lanjut yang melihat perjalanan panjang keluar dari atmosfer bumi sebagai bekal jika nanti manusia menjelajah alam semesta.