Pelajaran Penting dari Gempa Solok dan Banyaknya Percabangan Sesar Sumatera yang Belum Terpetakan
Salah satu lindu terbesar berkekuatan M 5,6 pada 06.27.05. Wilayah Kabupaten Solok Selatan diguncang gempa tektonik.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM - Kamis (28/02/2019) pagi terjadi dua gempa bumi tektonik yang mengguncang wilayah Solok Selatan.
Salah satu lindu terbesar berkekuatan M 5,6 pada 06.27.05. Wilayah Kabupaten Solok Selatan diguncang gempa tektonik.
Hasil pemutakhiran parameter menunjukkan gempa ini memiliki kekuatan M 5,3. Episenter terletak di koordinat 1,4 LS dan 101,53 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 36 kilometer arah timur laut Kota Padang Aro, Kabupaten Solok Selatan, Provinsi Sumatera Barat, di kedalaman 10 kilometer.
"Gempa Solok Selatan ini merupakan jenis gempa tektonik kerak dangkal (shallow crustal earthquake) yang dipicu oleh aktivitas sesar aktif yang belum terpetakan dan belum diketahui namanya," ungkap Daryono, Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami.
Baca: 3 Fakta Kecelakaan Maut Toyota Fortuner di Tol Madiun, Kronologi hingga Sopir Diduga Mengantuk
"Pemicu gempa ini diduga berasal dari percabangan (splay) dari Sesar Besar Sumatera (The Great Sumatera Fault Zone) mengingat lokasi episenter gempa ini terletak sejauh 49 kilometer di sebelah timur jalur Sesar Besar Sumatera, tepatnya dari Segmen Suliti," katanya.
Daryono juga menjelaskan, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan mendatar (strike-slip).
"Jika memperhatikan peta geologi di lokasi episenter, tampak terlihat adanya pola kelurusan yang berarah barat laut-tenggara," kata Daryono.
Baca: Tolak Kedatangan Sandi, Pimpinan YLPI Buntet Cirebon Mengaku Telah Dukung Jokowi - Maruf Amin
"Mengacu orientasi ini, dapat dikatakan bahwa mekanisme gempa Solok Selatan ini berupa sesar geser dengan arah pergeseran menganan (dextral-strike slip fault)," katanya.
Dampak gempa ini dirasakan di Solok Selatan mencapai skala intensitas V-VI MMI, Kota Padang III-IV MMI, Painan dan Padang Panjang II-III MMI, Payakumbuh Limapuluh Kota II MMI, dan Kepahyang I MMI.
Berdasarkan laporan BPBD Kabupaten Solok Selatan, lebih dari 343 bangunan rumah rusak dan sedikitnya 48 orang terluka akibat gempa ini.
Daryono menyebut bahwa catatan sejarah gempa besar di Segmen Suliti tidak banyak. Namun, pada bagian selatan Segmen Suliti yang berdekatan dengan Segmen Siulak dalam catatan sejarah pernah terjadi dua kali gempa dahsyat, yaitu Gempa Kerinci 1909 (M 7,6) dan 1995 (M 7,0).
"Salah satu peristiwa gempa dahsyat di perbatasan Sumatera Barat, Bangkulu, dan Jambi adalah gempa merusak yang terjadi pada 4 Juni 1909, sekitar 7 tahun setelah wilayah ini diduduki oleh Hindia-Belanda," ujar Daryono.
"Gempa tektonik yang dipicu akibat aktivitas Sesar Besar Sumatera tepatnya di segmen Siulak ini berkekuatan M 7,6," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.