Analisis Senyawa Khiral pada Obat, BPPT Gandeng Perusahaan Kimia Jepang
Senyawa khiral adalah komponen aktif lain yang memiliki struktur kimia sama, namun struktur optisnya berbeda.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penggunaan obat generik di Indonesia, saat ini masih cukup tinggi karena harganya yang jauh lebih murah jika dibandingkan obat bermerek.
Namun masyarakat tidak mengetahui bahwa dalam proses pembuatannya, obat generik memiliki komponen aktif yang diracik melalui proses sintesis kimia dan kerap mengandung cemaran senyawa khiral.
Senyawa khiral adalah komponen aktif lain yang memiliki struktur kimia sama, namun struktur optisnya berbeda.
Cemaran senyawa khiral ini bisa berdampak negatif pada kesehatan, karena cemarannya akan menunjukkan efek samping yang membahayakan.
Satu diantaranya menyebabkan deformasi anggota tubuh pada bayi yang baru saja dilahirkan.
Hal itu karena sang ibu mengkonsumsi obat yang mengandung cemaran senyawa khiral.
Baca: Ketua DPR Puan Maharani Punya Total Kekayaan Rp 363,37 Miliar, Utangnya Rp 49,7 Miliar
Melihat bahaya yang bisa ditimbulkan oleh cemaran senyawa ini, saat ini banyak negara di dunia mulai menerapkan regulasi terhadap kandungan senyawa khiral dalam produksi obat.
Perlu diketahui, dalam industri farmasi, Indonesia merupakan negara yang masih melakukan impor pada lebih dari 95% bahan baku obatnya, termasuk jenis generik.
Baca: Polri Bantah Bom yang Diamankan di Kediaman Dosen IPB Berisi Minyak Jarak
Oleh karena itu, perlu adanya pengawasan agar masyarakat tidak terkena dampak negatif dari efek samping senyawa khiral yang dapat membahayakan kesehatan.
Pemerintah melalui Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) pun kini berupaya mengembangkan sistem analisa cemaran khiral dalam produk obat, untuk memberikan jaminan terkait keamanan obat yang beredar di Indonesia.
Upaya pengembangan yang dilakukan lembaga yang berfokus pada bidang kaji terap teknologi ini pun mendapatkan dukungan dari perusahaan kimia asal Jepang, Daicel Corporation.
Perusahaan tersebut memberikan bantuan teknis berupa hibah alat HPLC serta kolom analisanya.
Bahkan Daicel Corporation juga memberikan bantuan pelatihan untuk menganalisa cemaran senyawa khiral dalam obat.