Bangun Ibu Kota Baru, BPPT: Harus Pakai Inovasi Lokal yang Punya TKDN Tinggi
Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan bahwa teknologi memiliki peranan penting dalam membangun sektor apapun.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru saja meninjau wilayah Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, lokasi yang akan dijadikan calon ibu kota baru Indonesia.
Namun dalam proses pembangunannya, tentunya membutuhkan proses yang cukup lama dan harus didukung Sumber Daya Manusia (SDM) dan teknologi yang mumpuni untuk menciptakan ibu kota ideal pengganti Jakarta.
Terkait pemanfaatan teknologi, saat ini pemerintah pun tengah menggiatkan teknologi dan inovasi karya anak bangsa melalui pembangunan SDM yang berfokus pada Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).
Dalam hal ini, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) pun turut ambil bagian dalam rencana pembangunan ibu kota baru ini.
Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan bahwa teknologi memiliki peranan penting dalam membangun sektor apapun.
Indonesia pun telah memulai upaya dalam memanfaatkan inovasi karya anak bangsa untuk mendorong kemajuan pembangunan di segala bidang.
Jika negara ini percaya dengan teknologi dan inovasi karya anak bangsa, maka kedepannya impor teknologi tentunya tidak diperlukan.
"Inovasi kita harus dimanfaatkan, jangan nanti semuanya impor teknologi," ujar Hammam, di Jakarta Pusat, Rabu (18/12/2019) sore.
Ia memang tidak memungkiri bahwa dalam membangun kota yang cerdas tentunya memerlukan teknologi mutakhir.
Namun menurutnya, tidak semua teknologi yang memiliki kaitan dengan pembangunan kota cerdas itu harus diimpor.
Karena saat ini Indonesia memiliki begiti banyak SDM IPTEK yang sukses melahirkan inovasi-inovasi unggul di berbagai bidang.
"Memang, smart city atau kota pintar itu pakai teknologi, tapi jangan semua (serba impor), maksimalkan juga teknologi yang kita punya," kata Hammam.
Terlebih, dalam proses pembangunan ibu kota baru, tentunya berkaitan erat dengan infrastruktur.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, pemerintah masih tetap berfokus pada infrastruktur dan kini ditambah pembangunan SDM termasuk SDM IPTEK.
Sehingga dua fokus ini saling memiliki kaitan, karena SDM IPTEK yang unggul tentunya akan mampu mendorong percepatan pembangunan infrastruktur yang modern melalui pengimplementasian teknologi dan inovasi.
Hal yang tidak kalah penting adalah jika material yang digunakan dalam pembangunan ibu kota baru ini berasal dari dalam negeri, tentunya akan membuat senang pemerintah karena pembanguanan ibu kota ini akan memiliki tingkat kandungan dalam negeri (TKDN ) yang tinggi.
"Kalau bicara infrastruktur, mau bangun jalan, bangun gedung, bangun apa saja, materialnya punya kita sendiri, jangan impor lagi," pungkas Hammam.