Menristek Bambang Pamerkan Drone dan Teknologi Kapal Pelat Datar di Rakornas 2020
ada enam hasil riset unggulan yang saat ini sedang diupayakan Kemenristek antara lain di bidang drone, katalis dan kapal pelat datar.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek / BRIN) sedang mengembangkan berbagai riset dan inovasi unggulan guna meningkatkan ekonomi masyarakat.
Menteri Ristek dan Kepala Badan Ristek dan Inovasi Prof Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, PhD menyatakan, ada enam hasil riset unggulan yang saat ini sedang diupayakan Kemenristek untuk tujuan tersebut, yakni riset di bidang drone, katalis, kapal pelat datar, makanan dan kesehatan.
"Kita semua mengetahui, drone menjadi teknologi yang dibutuhkan negara, salah satunya adalah untuk menjaga kedaulatan bangsa. Saat ini kami akan menampilkan Puna Male Drone yang merupakan hasil riset putra putri bangsa," ujarnya di acara Rakornas 2020, Kementerian Ristek di Tangerang Selatan, Kamis (30/1/2020).
Produksi drone ini nantinya untuk mendukung kebutuhan militer agar Indonesia tidak bergantung pada pesawat tempur dan pesawat angkut saja.
Kemenristek juga menampilkan inovasi unggulan Katalis Merah Putih yang akan menjadi sumber dari bahan bakar terbarukan.
Baca: Dorong Hilirisasi Riset, BKPM Gandeng IPB
"Kami bercita cita sebagian dari ketergantungan pada BBM fosil apalagi yang impor bisa dikurangi kalau kita bisa menghilirkan minyak inti sawit menjadi bensin, avtur maupun solar yang kita katagorikan sebagai greenfuel tadi. Itu menjadi harapan kita untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor," ujarnya.
Baca: Obat Modern Asli Indonesia Bantu Kurangi Impor Bahan Baku
Di rakernas yang dihadiri Presiden Joko Widodo juga ditampilkan berbagai inovasi yang dapat dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat seperti kapal pelat datar untuk nelayan, gudeg kalengan, garam terintegrasi dan stem cells.
Kapal pelat datar membuat biaya pembuatan lebih murah dan waktu pembuatan lebih pendek dan tetap aman untuk para nelayan pesisir.
Sementara inovasi produk makanan kalengan tidak menggunakan bahan pengawet.
"LIPI sudah membuat inovasi untuk membuat makanan gudeg menjadi kalengan, karena produk kalengan siap saji ini sangat bermanfaat apalagi saat terjadi bencana bencana alam untuk menjaga gizi para korban bencana," paparnya.
Di bidang industri garam, Kemenristek membantu memberikan inovasi kepada PT Garam agar dapat menggunakan garam dari petani lokal.
BPPT telah mengembangkan Mesin garam terintegrasi yang dapat meningkatkan kandungan natrium klorida agar sesuai standar. Mesin yang akan dipakai PT Garam ini diharapkan dapat membantu membeli garam dari para petani lokal dengan harga yang baik dan PT Garam bisa mendapatkan keuntungan.
Inovasi di bidang kesehatan, RSCM dan Kimia Farma menghasilkan stem cells hususnya untuk otopedi. "Penemuan yang luar biasa ini dapat membantu pasien pasien cidera dan membantu meregenerasi sel sel tulang," paparnya.
"Intinya dari enam tersebut para peneliti dan inovator tersebut berusaha menjawab kebutuhan dan minat dari masyarakat. Kita upayakan hilirisasi hasil riset itu yang benar benar menjadi kebutuhan krusial di masyarakat," tutupnya.
Rakornas Iptek 2020 mengangkat tema Integrasi Riset dan Inovasi, guna memastikan penelitian dan pengembangan yang dilakukan dapat menghasilkan produk inovasi yang dibutuhkan oleh masyarakat, badan usaha maupun pemerintah.
Acara ini dihadiri unsur-unsur Triple Helix dari akademisi, bisnis, dan pemerintah agar menciptakan sinergi inovasi Indonesia guna mewujudkan innovation-driven economy.
Kemenristek/BRIN akan menyiapkan Sistem Nasional IPTEK sebagai landasan dan satu kesatuan dari sistem perencanaan pembangunan nasional, agar RPJPN 2025-2045 bisa berlandaskan inovasi yang berdaya saing untuk mencapai visi Indonesia 2045.