Fenomena Matahari di Atas Ka'bah, Ahli Falak Tegaskan Sains Terkait Ibadah Juga Penting
Ahli ilmu falak, Nashirudin, mengatakan fenomena matahari tepat di atas Ka'bah menjadi momentum tepat memperkenalkan ilmu sains kepada masyarakat.
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Pravitri Retno W
"Terjadi lagi di bulan Juli 15 dan 16 Juli. Setiap tahun akan berulang, fenomena ini tiap tahun," ucapnya.
Nashirudin melanjutkan penjelasannya, fenomena Istiwa' A'dham atau Rashdul Qiblah terjadi akibat pergerakan bumi saat mengitari matahari.
Gerak ini disebut gerak semu matahari karena terlihat matahari yang bergerak jika dilihat dari atas permukaan bumi.
"Tapi bumi yang bergerak,"urainya.
Untuk kemarin dan hari ini, fenomena Istiwa' A'dham atau Rashdul Qiblah terjadi pada pukul 16.18 WIB.
Nashirudin menambahkan, berbagai wilayah di berbagai belahan dunia dapat merasakan fenomena Istiwa' A'dham atau Rashdul Qiblah ini.
Selama memiliki durasi waktu siang hari sama dengan yang ada di wilayah Makkah, Arab Saudi.
"Misalnya wilayah Indonesia bagian barat dan tengah masih mungkin mengalami fenomena matahari di atas Ka'bah."
"Berbeda dengan bagian timur, matahari di bagian timur, ketika matahari di atas Ka'bah, di wilayah timur sudah tenggelam mataharinya."
"Jadi patokannya ya siang harinya sama dengan siang di Makkah," kata dia.
Baca: Peringatan Dini BMKG Kamis, 28 Mei 2020: Waspada 9 Wilayah Berpotensi Hujan Lebat
Dikutip dari Instagram @infobmkg, berikut Tribunnews sajikan cara mengecek arah kiblat dengan memanfaatkan fenomena matahari di atas ka'bah:
1. Sesuaikan jam yang digunakan dengan jam BMKG.
2. Pasang batang yang lurus secara tegak lurus pada permukaan yang datar. Pastikan batang tersebut menghasilkan bayang-bayang.
3. Tandai arah bayangan yang dihasilkan oleh batang lurus saat matahari tepat berada di atas Ka'bah pada pukul 16.18 WIB.
4. Arah kiblat mengarah dari ujung bayangan menuju batang yang disediakan.
5. Kondisi seperti ini akan terulang setiap tahunnya pada 27-28 dan 15-16 Juli.