Fenomena Langit September 2020: Bisa Saksikan Bulan Sabit Tua dan Spica Bintang yang Paling Terang
Ini Fenomena Langit Sepanjang September 2020, Bisa Saksikan Bulan Sabit Tua dan Spica Bintang yang Paling Terang
Penulis: Lanny Latifah
Editor: Whiesa Daniswara
Bulan sabit tua dapat disaksikan terakhir kali dengan mata telanjang pada 16 September 2020 sejak pukul 04.45 WIB hingga terbit Matahari pukul 05.45 WIB.
Bulan sabit tua kali ini telah berumur 27 hari 20 jam, elongasi 21,5 derajat dan terbit dari arah Timur-Timur Laut.
10. Fase Bulan Baru (Kamis, 17 September 2020)
Bulan akan memasuki fase konjungsi Bulan Baru pada 17 September 2020 pukul 17.59.56 WIB.
Ketinggian Bulan di Indonesia pada petang hari 17 September 2020 bervariasi antara -1,63 derajat (Merauke) hingga 1,04 derajat (Sabang), sehingga Bulan mustahil dapat terlihat bahkan dengan alat optik sekalipun.
Ketika senja, kalian dapat menyaksikan Merkurius di ufuk Barat, sementara Saturnus dan Jupiter bertengger di dekat ufuk dan terbenam setelah tengah malam.
Sementara itu, Mars dapat disaksikan sejak pukul 20.00 WIB dan Venur terbit keesokan harinya pada pukul 03.30 WIB dan dapat terlihat hingga terbitnya Matahari.
11. Ketampakan Pertama Bulan Sabit Muda (Jumat, 18 September 2020)
Bulan sabit muda dapat disaksikan pertama kali dengan mata telanjang pada 18 September 2020 sejak terbenamnya Matahari 17.45 WIB hingga 18.45 WIB ketika Bulan terbenam.
12. Perigee Bulan (Jumat, 18 September 2020)
Bulan akan berada pada titik terdekat Bumi (perigee) pada pukul 20.41.12 WIB.
Bulan terletak di konstelasi Virgo ketika perigee dan baru dapat disaksikan mulai pukul 17.45 WIB di arah Timur dan terbenam pada pukul 18.45 WIB.
Baca: Fenomena Astronomi Pekan Kedua Agustus 2020: Puncak Hujan Meteor Perseid hingga Konjungsi Bulan-Mars
13. Konjungsi Merkurius-Spica (Selasa, 22 September 2020)
Puncak konjungsi Merkurius Spica terjadi pada pukul 18.26.58 WIB dengan sudut pisah 0,27 derajat.
Fenomena ini dapat disaksikan dengan mata telanjang dari arah Barat selama kondisi langit cerah, bebas dari polusi cahaya maupun bebas dari pengahalang di sekitar medan pandang.
Spica merupakan bintang paling terang di antara bintang lainnya yang terletak di konstelasi Virgo.
14. Ekuinoks September (Selasa, 22 September 2020)
Ekuinoks September merupakan satu dari dua ekuinoks yang selalu terjadi setiap tahunnya.
Ekuinoks September adalah titik perpotongan ekliptika dan ekuator langit yang dilewati Matahari dalam perjalanan semu tahunan Matahari dari langit belahan Utara menuju ke langit belahan Selatan.
Ekuinoks September dikenal sebagai Ekuinoks Musim Gugur di belahan Utara dan Ekuinoks Musim Semi di belahan Selatan.
Tahun ini, Ekuinoks September terjadi pada tanggal 22 September 2020 pukul 20.30 WIB.
Bagi pengamat yang berada di garis katulistiwa, kalian akan mendapat Matahari tepat di atas kepala ketika tengah hari.
15. Fase Perbani Awal (Kamis, 24 September 2020)
Puncak fase perbani awal akan terjadi pada 24 September 2020 pukul 08.54.51 WIB.
Bulan akan terbit di sekitar tengah hari dari arah Timur Menenggara, kemudian berkulminasi di arah Selatan setelah terbenam Matahari dan Bulan terbenam dari arah Barat-Barat Daya setelah tengah malam.
16. Deklinasi Maksimum Selatan Bulan (Jumat, 25 September 2020)
Bulan akan berada pada deklinasi maksimum Selatan pada pukul 02.10.52 WIB.
Deklinasi Maksimum Selatan Bulan bermakna Bulan terletak pada posisi paling Selatan dari ekuator langit.
17. Triple Konjungsi Bulan-Jupiter-Saturnus (Kamis, 24 September hingga Sabtu, 26 September 2020)
Selama tiga hari berturut-turut, Bulan akan berkonjungsi triple dengan Jupiter dan Saturnus.
Mula-mula Bulan akan berada di sebelah Selatan Jupiter dan Saturnus.
Keesokan harinya, Bulan berada di arah Tenggara bersama-sama Jupiter dan Saturnus.
Keesokan harinya lagi, Bulan sudah bergeser di arah Timur Menenggara.
(Tribunnews.com/Latifah)