Pesan Harmoni dari Bedah Buku ''Boalemo Surga yang Tertidur''
Deskripsi kehidupan masyarakat Boalemo dan keindahan alamnya, tergambar dalam buku karya sastrawan Bandung, Faisal Syahreza berjudul “Boalemo Surga
Editor: Johnson Simanjuntak
Dewi Utama memaparkan, para bayi mampu membedakan rasa manis, asin, pahit, sepat, asam, kasar, halus, panas, dan dingin.
“Alamlah yang mendidik mereka pertama kali sesaat setelah mereka dilahirkan dengan berbagai rasa melalui alat lima inderawi yang mereka punya,” katanya.
Dikemukakan Dewi Utama, semakin banyak anak mendengar dan mengucapkan kata-kata di rumah, itulah harta berharga sebelum masuk sekolah.
Dia juga mengungkapkan, hasil survei penilaian siswa pada PISA 2018 menunjukkan bahwa peringkat membaca Indonesia berada di urutan ke 74 dari 79 negara.
Mengapa literasi Itu penting, Dewi Utama menyebutkan hal itu menggambarkan penjenjangan buku secara utuh.
“Di mana Indonesia telah 75 tahun merdeka, beragam kondisi yang terjadi terkait dengan ini,” katanya.
Seorang peserta, Safrudingsih yang dikenal sebagai aktivis literasi dari Kampung Dongeng Jakarta Raya menilai, kegiatan ini sangat menarik dan mengedukasi serta memberi pencerahan kepada kita yang berasal dari berbagai komunitas serta penggiat literasi.
Pada awal acara kita mendapatkan informasi satu daerah yang cantik yang penuh kedamaian yang pasti sangat dirindukan oleh masyarakat Indonesia akhir-akhir ini.
“Di sesi siang setelah makan siang sesi edukasi yang tak kalah menarik dengan paparan ibu Dewi sebagai penggiat literasi dan kak awam dari kampung dongeng yang membuat para peserta tetap bertahan karena mendapat ilmu terkait dengan bagaimana mendongeng. Kelihaian Kak Awam dengan menunjukkan berbagai macam suara, membuat peserta menjadi lebih antusias,” ujar Safrudiningsih yang akrab disapa Ning, dan juga pendiri Taman Bacaan “Bukdur Bercerita” di kawasan Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan ini. (*)