Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pesan Harmoni dari Bedah Buku ''Boalemo Surga yang Tertidur''

Deskripsi  kehidupan masyarakat Boalemo dan keindahan alamnya, tergambar dalam buku karya sastrawan Bandung, Faisal Syahreza berjudul “Boalemo Surga

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Pesan Harmoni dari Bedah Buku ''Boalemo Surga yang Tertidur''
Ist
Kritikus sastra, Damhuri Muhamad (tengah) ketika membahas buku “Boalemo Surga yang Tertidur” Faisal Syahreza dalam Bedah Buku yang diselenggarakan  Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan  di Jakarta, Rabu (2/12) 

Dewi Utama memaparkan, para bayi mampu membedakan rasa manis, asin, pahit, sepat, asam, kasar, halus, panas, dan dingin.

“Alamlah yang mendidik mereka pertama kali sesaat setelah mereka dilahirkan dengan berbagai rasa melalui alat lima inderawi yang mereka punya,” katanya.

Dikemukakan Dewi Utama, semakin banyak anak mendengar dan mengucapkan kata-kata di rumah, itulah harta berharga sebelum masuk sekolah.

Dia juga mengungkapkan, hasil survei penilaian siswa pada PISA 2018 menunjukkan bahwa peringkat membaca Indonesia berada di  urutan ke 74 dari 79 negara.

Mengapa literasi Itu penting, Dewi Utama menyebutkan hal itu menggambarkan penjenjangan buku secara utuh.

“Di mana Indonesia telah 75 tahun merdeka, beragam kondisi yang terjadi terkait dengan ini,” katanya.

Seorang peserta, Safrudingsih yang dikenal sebagai aktivis literasi dari Kampung Dongeng Jakarta Raya menilai, kegiatan ini  sangat menarik dan mengedukasi  serta memberi pencerahan kepada kita yang berasal dari berbagai komunitas serta penggiat literasi.

BERITA REKOMENDASI

Pada awal acara kita mendapatkan informasi satu daerah yang cantik yang penuh kedamaian yang pasti sangat dirindukan oleh masyarakat Indonesia akhir-akhir ini.

“Di sesi siang setelah makan siang sesi edukasi yang tak kalah menarik dengan paparan ibu Dewi sebagai penggiat literasi dan kak awam dari kampung dongeng yang membuat para peserta tetap bertahan karena mendapat ilmu terkait dengan bagaimana mendongeng. Kelihaian  Kak Awam dengan menunjukkan berbagai macam suara, membuat peserta menjadi lebih antusias,” ujar Safrudiningsih yang akrab disapa Ning, dan juga pendiri Taman Bacaan “Bukdur Bercerita” di kawasan Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan ini. (*)
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas