Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tiga Komponen Penting Ini Selalu Ada di Black Box Pesawat dan Selalu Dicari Saat Terjadi Kecelakaan

FDR dan CVR ini memang dikenal sebagai kotak hitam atau black box, namun warnanya justru oranye.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Tiga Komponen Penting Ini Selalu Ada di Black Box Pesawat dan Selalu Dicari Saat Terjadi Kecelakaan
Tribunnews/Irwan Rismawan
Flight Data Recorder (FDR) pesawat Sriwijaya Air PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ-182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu ditunjukkan di Dermaga JICT, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (12/1/2021). FDR Sriwijaya Air SJ 182 yang ditemukan oleh tim penyelam TNI di perairan Kepulauan Seribu selanjutnya akan dibawa KNKT untuk dilakukan pemeriksaan. Tribunnews/Irwan Rismawan 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ada sejumlah elemen penting yang terdapat dalam kotak hitam (black box) yakni Flight Data Recorder (FDR), Cockpit Voice Recorder (CVR), hingga pinger.

"Setiap pesawat sesuai aturan internasional, untuk penerbangan sipil ini ya, harus membawa dua elemen, yang satu Flight Data Recorder atau FDR, yang kedua Cockpit Voice Recorder atau CVR," ujar Mantan Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Tatang Kurniadi dalam tayangan Kompas TV, Senin (11/1/2021).

FDR dan CVR ini memang dikenal sebagai kotak hitam atau black box, namun warnanya justru oranye.




"Nah kedua alat ini sering disebut black box, warnanya oranye walaupun disebut black box, tidak ada warna lain, mencolok sekali," tutur Tatang.

Pada kedua elemen tersebut terdapat pinger yakni baterai yang bentuknya seperti tabung dan mengeluarkan bunyi untuk menandakan keberadaan black box.

"Di kedua alat itu ada yang namanya pinger, pinger itu baterai lonjong, itu terikat di situ," kata Tatang.

Baca juga: Rincian 3 Nama Penumpang Sriwijaya Air SJ-182 yang Berhasil Diidentifikasi Tim DVI

Biasanya, dalam banyak kasus, pinger ini masih menempel pada FDR, sehingga akan diperoleh komponen black box secara utuh.

BERITA TERKAIT

"Selalu melekat pada dua alat (FDR dan CVR) di black box itu, kalau kita bisa mendekati suara itu, bisa mendapatkan bahwa black box itu masih full dengan pingernya itu," jelas Tatang.

Baca juga: Kisah Korban Sriwijaya Air: Pramugari Mia Minta Rumah Dibersihkan, Isti Sempat Video Call Ibunya

Namun hantaman keras pesawat yang jatuh dan tenggelam di dasar laut, dapat memberikan dampak besar pada FDR.

Karena elemen ini bisa saja terlepas dari pinger yang menjadi penanda dalam proses pencarian black box.

"Yang dikhawatirkan biasanya kalau jatuh ke laut, impactnya besar, maka FDR lepas dari pesawat, dan FDR nya juga (bisa) lepas dari pingernya," papar Tatang.

Baca juga: Kisah Makmur Ajie, Penyelam Profesional yang Diterjunkan Mencari Korban Sriwijaya Air SJ-182

Umumnya, pinger pada pesawat memiliki masa satu bulan untuk memunculkan bunyi, namun kini daya tahan baterainya lebih lama menjadi 90 hari.

"Nah pinger masih terus berbunyi, dulu pinger itu berbunyinya hanya 30 hari, frekuensinya 37,5 kilohertz."

"Sekarang sduah ditambah, jadi 90 hari daya tahan baterainya dan frekuensinya lebih rendah lg 8,8 kilohertz," tutur Tatang.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
berita POPULER
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas